Namun Kroasia jelas tak ingin dipermalukan lagi setelah pada laga perdana mereka kalah 0-1 dari Inggris.
Bagi Luka Modric dkk, laga ini merupakan kesempatan untuk membuka peluang lolos ke babak 16 besar.
Jika takluk dari Ceko, otomatis peluang Kroasia untuk lolos akan semakin sempit, jika tidak dibilang habis.
Sebagai runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia sebenarnya masih cukup diperhitungkan. Namun, performa tim asuhan Zlatko Dalic ini merosot selepas Piala Dunia. Peringkat Kroasia di FIFA pun ikut melorot.
Jika mengacu pada sejarah, Kroasia layak percaya diri.
Dari tiga pertemuan melawan Ceko, tim berjulukan Vatreni atau The Blazers ini belum pernah kalah: dua kali menang dan sekali imbang.
Ini yang membuat Luka Modric dan kolega antusias.
Sebagai tim yang dihuni pemain-pemain beken, bahkan disebut sebagai era terbaik sepak bola Kroasia, mereka tak ingin pulang cepat dari Euro 2020.
Namun misi untuk meraih tiga poin perdana jelas bukan perkara gampang bagi Vatreni.
Pasalnya, Silhavy selaku pelatih Ceko sudah menyiapkan sejumlah skenario untuk membuat Kroasia mati kutu.
Satu di antaranya ialah mematikan pergerakan dimano permainan Kroasia, Luka Modric.
"Luka Modric adalah pemain yang sangat baik, bagi saya ia adalah salah satu pemain terbaik di dunia," terangnya seperti yang dikutip dari laman Uefa.
"Dia dapat menggunakan ruang sekecil apa pun untuk menciptakan peluang besar. Kami harus membayar banyak perhatian padanya dan menutupnya dengan sangat erat," terangnya menambahkan.
Baca juga: Euro 2020: Daftar Negara yang Pastikan Tiket ke Babak 16 Besar, Inggris Menyusul?
Ia ingin memanfaatkan momentum baik setelah mengalahkan Skotlandia untuk meraup hasil yang sama ketika bentrok dengan Kroasia.