News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Euro 2020

PM Boris Johnson Kecam Tindak Rasisme Suporter kepada Pemain Inggris

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gelandang Inggris Bukayo Saka (tengah) bereaksi setelah gagal mencetak gol dalam adu penalti pada pertandingan final sepak bola UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021.

TRIBUNNEWS.COMĀ - Kekalahan Timnas Inggris di final Euro 2021 masih menyisakan cerita.

Selain gagal membawa Inggris juara Euro, para pemain mendapat tekanan berupa tindak rasisme di media sosial.

Demikian dikatakan oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson.

PM Boris Johnson bahkan mengutuk keras pelecehan rasisme tersebut.

Baca juga: 20 Menit Diunggah, Foto Baru Ucapan Top Skor Euro 2021 Cristiano Ronaldo Banjir Komentar

Sementara, kepolisian tengah melakukan penyelidikan tindak tak terpuji itu.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara selama konferensi pers virtual tentang pandemi Covid-19, di dalam 10 Downing Street di pusat kota London pada 27 Januari 2021. Johnson mengatakan Rabu bahwa sekolah akan menjadi tempat pertama yang diizinkan untuk dibuka kembali, tetapi tidak sebelum 8 Maret paling cepat, setelah pemerintah menyelesaikan vaksinasi bagi orang-orang yang paling rentan pada pertengahan Februari. (Geoff PUGH / POOL / AFP)

Terlebih menyasar tiga pemain Inggris, Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka, yang gagal dalam adu penalti melawan Italia.

"Tim Inggris ini pantas dipuji sebagai pahlawan, bukan dilecehkan secara rasial di media sosial," kata Johnson di Twitter.

Baca juga: Giorgio Chiellini, Maestro Seni Bertahan, Antarkan Italia Juara Euro 2021

"Mereka yang bertanggung jawab atas pelecehan ini seharusnya malu pada diri mereka sendiri."

Adapun, aksi menolak rasisme pun terus digalakkan para pemain sepak bola dunia, termasuk skuat Inggris.

Tim asuhan Gareth Southgate bahjjan selalu mengikuti aksi berlutut jelang memulai pertandingan.

Namun, diberitakan, beberapa penggemar mencemooh gerakan itu atas dasar politisasi olahraga yang tidak diinginkan dan ekspresi simpati dengan politik sayap kiri.

Menurutnya, Tim Inggris pantas dipuji sebagai pahlawan yang berlaga di pentas bergengsi di Eropa.

Bukan justru dilecehkan secara rasial di media sosial.

Sementara, beberapa menteri yang dituduh munafik karena menolak mengkritik orang-orang yang mencemooh tim, kini ikut mengutuk pelecehan rasis.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini