TRIBUNNEWS.COM - Cristiano Ronaldo tertunduk lesu, ia gagal mengubah nasib Juventus menghadapi Porto di Liga Champions.
Tertinggal secara agregat dari Porto, Juventus harus gigit jari, mereka gagal melaju ke Perempat Final Liga Champions.
Kegagalan tersebut amatlah pahit, bahkan dikabarkan Andrea Agnelli, selaku Presiden klub tidak hadir dalam rapat perusahaannya, FIAT, karena melihat Juventus tersingkir.
Dan Cristiano Ronaldo gagal mengangkat Juventus, di akhir musim, Si Nyonya Tua gagal menjadi juara Liga Italia, dan sorotan datang kepada pria berusia 36 tahun ini.
Di laga menghadapi Porto, di bangku cadangan, ada nama yang kesulitan mendapatkan tempat di tim utama, Paulo Dybala.
Baca juga: Massimiliano Allegri Kembali Datang, Nego Alot Paulo Dybala dan Juventus Segera Temui Titik Terang
Baca juga: Roman Abramovich Inginkan Chelsea Rekrut Federico Chiesa Namun Ditolak Juventus
Pria Argentina ini kesulitan dengan skema Pirlo dan kedatangan Ronaldo sejak awal.
Juventus tentu membangun tim di sekitar Ronaldo, ambisi menjadi juara Liga Champions adalah alasannya.
Ronaldo diharapkan bisa membawa Juventus menjadi juara, usai hanya menjadi 3 kali runner-up dalam 2 dekade terakhir.
Di bawah arahan Andrea Agnelli, Juventus sangat berambisi juara di Eropa, setelah sangat dominan di Liga Italia sejak skandal Calciopoli.
Sedangkan Dybala adalah anak emas sejak era Antonio Conte hingga Massimiliano Allegri.
Sayangnya, secara skematis, sulit menurunkan duet Ronaldo-Dybala di lini depan.
Menurunkan keduanya memang bukan mustahil, tetapi bisa merusak keseimbangan di Juventus.
"Dybala adalah pemain luar biasa, ia bisa mengubah jalannya laga, tetapi secara taktik sulit menduetkannya dengan Ronaldo," ujar Mauirizio Sarri di La Gazetta.
Ronaldo dan Dybala sempat bermain bersama di era terakhir Allegri, dengan Dybala bermain melebar dan Ronaldo menjadi target man.