News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Erling Haaland, Kebutuhan Chelsea di Lini Depan, Adaptasi Taktik Tuhcel & Arogansi ala Ibrahimovic

Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerang Norwegia Dortmund, Erling Braut Haaland, merayakan gol 2-0 selama pertandingan sepak bola UEFA Champions League, babak 16 besar babak 16 besar BVB Borussia Dortmund v Sevilla FC di stadion Signal Iduna di Dortmund, Jerman barat pada 9 Maret 2021/Erling Haaland adalah jawaban tepat untuk lini depan Chelsea di bawah arahan Thomas Tuchel, tapi trauma akan Neymar dan Mbappe menjadi pertayaan LEON KUEGELER / AFP / POOL

Ini tidak lepas dari taktik Dortmund, yang lebih mengandalkan akselerasi dan bola pendek cepat.

Dengan asumsi bahwa Tuchel tetap dengan sistem 3-4-2-1 musim ini atau 4-3-3, Haaland perlu menyesuaikan permainannya untuk melakukan semua tugas Nomor 9 Chelsea.

Pelatih kepala Chelsea di Jerman Thomas Tuchel melakukan selebrasi setelah gelandang Inggris Chelsea Mason Mount (tak terlihat) mencetak gol kedua timnya dalam pertandingan sepak bola semifinal leg kedua Liga Champions UEFA antara Chelsea dan Real Madrid di Stamford Bridge di London pada 5 Mei 2021. Glyn KIRK / AFP (Glyn KIRK / AFP)

Baca juga: Jago Urusan Tikung-menikung, Chelsea Siap Serobot Raphael Varane dari Manchester United

Semua penyerang Tuchel bekerja sangat keras untuk menguasai bola, namun Timo Werner hingga Giroud masih belum bisa menjadi eksekutor setajam Haaland.

Yang menimbulkan pertanyaan lain: Apakah Haaland bisa menjadi murid yang baik dari Tuchel?

Semua pencetak gol elit dapat mengandalkan kepercayaan diri yang tak tergoyahkan, tetapi ada arogansi yang bisa memengaruhi pertandingan di level tertinggi sesering yang dilakukan Haaland di usia yang begitu muda.

Haaland sangat berambisi semirip mungkin dengan idolanya, Zlatan Ibrahimovic.

Bahkan beberapa kali Haaland sangat mengimpresi Ibrahimovic dalam berbagai wawancara.

Dan Tuchel punya kenangan buruk dengan pemain yang tidak bisa diatur ketika di PSG.

Neymar dan Kylian Mbappe tidak pernah benar-benar mendengarkan Tuchel dalam 18 bulannya di Paris Saint-Germain.

Alih-alih mengharuskan Tuchel untuk menyesuaikan metodenya dengan mereka, dan, sebagai hasilnya, PSG tidak pernah tampil cukup kohesif atau koheren secara taktik seperti yang dilakukan Chelsea musim lalu di musim lalu.

Sedangkan Haaland selalu tampil sebagai sosok yang populer dengan rekan satu timnya mirip dengan Neymar atau Mbappe/

Pemain yang berdedikasi dan rajin seperti dia umumnya menikmati kesempatan untuk bekerja dengan dan belajar dari pikiran sepakbola paling cerdas.

Fakta bahwa Tuchel adalah penggemar beratnya juga menunjukkan bahwa dia tidak mengantisipasi masalah ini.

Selain itu Haaland dikabarkan meminta gaji sebesar 600 ribu Poudsterling per pekan.

Angka itu adalah 3 kali gaji pemain termahal Chelsea, N'golo Kante dengan 290 ribu Poundsterling.

Namun, sebesar apapun gaji Haaland, tentu bukan masalah bagi Abramovich, dan Tuchel sangat mengharapkan sang pemain bergabung.

Dan Haaland mungkin tertarik berseragam The Blues, namun sekali lagi, keputusan ada di pihak Borussia Dortmund.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini