Strategi Fenway terhadap kedua tim ini sangat jelas, bahwa semua transfer ataupun belanja pemain harus terukur.
Definisi terukur di sini adalah bukan harga mahal menjadi kualitas tetapi kualitas yang menjadikan pemain mahal.
Inilah yang disebut Moneyball.
Moneyball pertama kali digunakan oleh Billy Beane di Oakland Athletics pada 2001.
Kebijakannya sederhana : uang bukan untuk membeli pemain, tetapi untuk membeli gelar juara.
Sehingga, perlu sesuatu yang sistematik, bagaimana kemenangan untuk meraih juara itu harus seusatu yang terukur secara detail dan tergambar di statistik.
Ketika Red Sox menjadi juara, mereka hanya mengeluarkan 750 ribu Dollar per laga, sedangkan Yankees, harus mengeluarkan 2,8 Juta Dollar hanya untuk mencapai final American League.
Dan itu juga terjadi di Liverpool.
Ketika Brendan Rodgers dipecat Liverpool, ada tiga kandidat pengganti.
Adalah Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp dan Eddie Howe.
Ancelotti adalah kandidat terkuat pelatih Liverpool selanjutnya sampai datanglah Michael Edwards.
Ia adalah ahli statistik, kunci Klopp menjadi pelatih adalah perhitungannya saat bekerja di Prozone.
Prozone adalah kunci dahsyatnya Portsmouth pada 2005 hingga 2008, Piala FA dipersembahkan Harry Redknamp dan menembus 8 besar di Liga Inggris adalah buktinya.
Padahal nama-nama yang bermain adalah yang dianggap habis atau tidak layak bermain di Liga Inggris, mulai dari Sol Campbell, Nwakno Kanu, Sylvain Distin, Niko Krancjar, John Utaka adalah contoh nama-nama yang dianggap habis.