Musim lalu, trio Firmino-Mane-Salah secara bergantian mengalami cidera, bahkan Alisson di bawah mistar juga mengalami cidera, memaksa Adrian kembali menunjukkan tingkah komedik di bawah msitar.
Manchester City yang dikenal bermain menekan mengubah permainnya musim lalu.
Dikutip dari Statbombs, Liverpool menjadi tim yang paling menekan sepertiga permainan lawan per 90 menit.
Liverpool berada di peringkat pertama dengan 42,1 kali per 90 menit, turun 0,3 dibanding musim lalu.
Manchester City, mengurangi intesitasnya dengan 32,9 kali berbanding 41,2 musim lalu.
Liverpool harus sangat berhati-hati, permainan menekan mereka harus diimbangi kedalaman skuat yang mumpuni.
Klub-klub seperti Manchester City dan Manchester United menyadari pentingnya kedalaman skuat, menyiapkan deputi dan pemain utama dengan kualitas sepadan adalah kuncinya.
Liga Inggris terkenal sebagai liga yang padat, apalagi The Reds masih akan bersaing di Liga Champions musim ini.
Cideranya Andy Robertson mestinya sudah menjadi alarm bahaya bagi Liverpool musim ini.
The Reds masih punya waktu untuk membenahi skuat dengan bursa transfer masih terbuka hingga 31 Agustus 2021.
Riskan untuk mengandalkan pemain dengan beberapa posisi seperti James Milner yang bisa bermain di posisi fullback.
Jurgen Klopp harus menyadari masalah kedalaman skuat Liverpool jika tidak, akan sulit untuk bersaing menjadi juara Liga Inggris.
(Tribunnews.com/Gigih)