TRIBUNNEWS.COM - General Manager AS Roma, Tiago Pinto menunggu dengan sangat frustasi selama empat hari di London.
Bukan hanya kesepakatan harga yang urung terjadi, pemilik AS Roma, Friedkin Group, urung memberikan lampu hijau pembelian.
Diskusi dan negosiasi terus dilakukan hingga akhirnya pria asal Portugal ini mendapatkan apa yang diinginkannya.
Friedkin Group menyetujui pembelian Tammy Abraham dan menjadikannya transfer termahal sepanjang sejarah.
Baca juga: Romantisme Jose Mourinho di AS Roma, Jaminan Gelar dan Jawaban untuk Inter Milan
Baca juga: Update Transfer Pemain Inter Milan, Correa Ikuti Jejak Simone Inzaghi, Pinamonti Ditendang ke Empoli
Tetapi tidak mudah karena ia sejatinya lebih ingin bergabung ke Arsenal, hanya karena proyek meyakinkan dari Mourinho lah, akhirnya Abraham memutuskan berlabuh ke Italia.
Didatangkan dengan harga 45 Juta Euro, Tammy Abraham dibebankan ekspektasi cukup besar menggantikan Edin Dzeko yang hengkang ke Inter Milan.
Maharnya bahkan melebihi apa yang dilakukan AS Roma untuk Gabriel Batistuta dan Patrik Schick.
Dan Tammy Abraham menjawabnya dengan baik.
Di laga menghadapi Fiorentina, Tammy Abraham mengemas setidaknya dua asis dan jadi aktor penting di pertandingan tersebut.
Pemain berusia 23 tahun ini memberikan dimensi lain dari serangan yang dilakukan oleh tim serigala ibukota.
“Dia akan ada di skuat,” kata manajer asal Portugal itu sebelum pertandingan Minggu melawan Fiorentina.
Namun demikian, itu menjadi kejutan besar ketika nama Abraham muncul di starting line-up di layar lebar di belakang Curva Sud.
Karena permainan gemilangnya, Mourinho mengatakan:
“Saya sedang memikirkan tekanan tinggi Fiorentina dan berpikir kami membutuhkan seorang striker yang bisa mendorong mereka kembali. Tammy sempurna.”