TRIBUNNEWS.COM - Perebutan Scudetto Liga Italia nyaris selalu membandingkan kekuatan tim asal kota Milano, AC Milan dan Inter Milan.
Perkembangan dua tim elite Serie A Liga Italia itu dalam dua musim terakhir sangatlah terasa.
Baik Rossoneri dan Nerazzurri mencoba menghapus rantai dominasi Juventus yang sebenarnya mulai terputus di musim lalu.
Baca juga: Sorotan AC Milan di Liga Champions - Grup Neraka, Nasib Mujur Pellegri & Kans Ibra Akhiri Kutukan
Baca juga: Bursa Transfer: AC Milan Dapat Bernardo Silva, Rencana MU untuk Haaland & Liverpool Kejar Damsgaard
Perbandingan kekuatan armada tempur Il Diavolo Rosso dan La Beneamata mulai merambah kepada proyek yang dijalankan.
Rossoneri mulai mengubah filosofi bagaimana mereka memperkuat amunisi mereka dengan cara memboyong pemain muda.
Transisi tersebut memang tak bisa dinilai secara instan. Mengingat pemilik tujuh gelar Liga Champions ini menargetkan proyek berjangka.
Artinya, manajemen mencoba untuk mengembalikan identitas Rossoneri sebagai klub besar di dunia secara berkala.
Terbukti manajemen mendatangkan pemain muda seperti Tomori, Ballo-Toure, Brahim Diaz, hingga Sandro Tonali.
Deretan pemain muda tersebut diharapkan bisa menjadi tulang punggung permainan tim.
Beda halnya dengan Nerazzurri yang memang secara garis besar mengandalkan kekuatan finansial dan faktor instan.
Sebelum nama Edin Dzeko merapat, Inter Milan memiliki Ashley Young, Kolarov, Romelu Lukaku hingga Christian Eriksen.
Di mana deretan pemain tersebut sudah banyak malang melintang di klub elite Liga Inggris.
Meskipun Nerazzurri berinvestasi pada nama pemain muda seperti Lautaro Martinez maupun Nicolo Barella.
Akan tetapi boleh dikatakan tak semasif apa yang dilakukan Rossoneri.