TRIBUNNEWS.COM - Kota Manchester diguyur hujan deras, dan sekelompok pemain akademi Manchester City berusia 13 tahun terkejut dengan adanya keributan kecil.
Salah satu orang tua dari pemain akademi tersebut, tiba-tiba marah dan menarik anaknya keluar dari grup tersebut.
Veronique Rabiot, saat itu akhirnya memutuskan untuk menarik sang anak, Adrien Rabiot dari akademi Manchester City pada 2009, hanya 6 bulan sejak bergabung.
Adrien Rabiot memang memiliki masalah sejak awal karirnya, tidak lepas dari peran sang Ibu.
Julukannya adalah Le Duc, yang berarti bangsawan oleh pendukung PSG.
Baca juga: Kabar Juventus, Allegri Ngamuk ke Bos Juve, Tak Punya Regista Baru, Pertemuan Keempat Bahas Dybala
Baca juga: Berita Juventus, Allegri Umumkan Skuat Bianconeri di Liga Champions, Ada Moise Kean Tanpa Kaio Jorge
Sikapnya memang seperti itu, arogan khas orang Prancis dan seolah bisa menyelesaikan semua masalah.
Selain itu, Rabiot selalu bertindak sesuai dengan apa yang ada di pikirannya, ia pernah menolak tawaran dari Tottenham karena reputasi klub dianggap terlalu kecil untuknya.
Rabiot memang berbeda, ia digadang-gadang menjadi Paolo Maldini di Paris Saint-Germain (PSG), dengan menjadi pemain yang loyal di Paris.
Bersama Mbappe, Rabiot adalah pria kelahiran Paris, maka identitasnya dengan PSG sangat melekat padanya.
Namun, Rabiot memang arogan, dengan dibantu sang Ibu sebagai agen, ia berulang kali berulah sejak di akademi PSG.
Ia sempat berencana hengkang ke AS Roma, karena pola kepelatihan PSG dianggap tidak sesuai untuk pemain sepertinya.
Tidak lama kemudian, setelah La Remontada dilakukan Barcelona atas PSG, Rabiot kemudian dikabarkan bergabung ke Barcelona setelah menolak perpanjangan kontrak.
Kini, di Juventus, situasi sedikit berbeda untuk Rabiot.
Ia seolah terlupakan setelah kehadiran Massimiliano Allegri, padahal di musim sebelumnya, ia menjadi andalan di bawah Maurizio Sarri ataupun Andrea Pirlo.