"Kami yakin bahwa energinya yang luar biasa, etika tanpa kompromi, dan rekam jejaknya dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengoptimalkan bakat akan membantu ambisi kami saat kami mulai mempersiapkan Roma untuk bersaing memperebutkan trofi di level tertinggi sepak bola Italia dan Eropa." tandasnya.
Sebelum bergabung ke AS Roma, Tiago Pinto adalah bagian dari kejayaan Benfica di Portugal.
Latar belakangnya jauh dari sepakbola, lahir di Peso de Regua, daerah pemukiman kelas atas di utara Portugal.
Pria berusia 37 tahun ini adalah lulusan Pedagogy , atau ilmu keguruan dan strategi mengajar sebelum melanjutkan gelar Master di bidang Sumber daya Manusia di University of Porto.
Pada 2012, ia bergabung bersama Benfica sebagai pengarah strategi bisnis tim Benfica dalam berbagi lintas olahraga di klub.
Hasilnya cemerlang, Benfica meraih banyak keuntungan finansial, namun juga meningkatkan performa klub secara prestasi.
5 tahun setelahnya, Pinto dipromosikan menjadi direktur sepakbola, fokus utamanya adalah pembenahan akademi.
Kembali, Pinto menjadi sosok yang berhasil membawa Benfica sangat untung secara finansial dan juga prestasi.
Baca juga: Transfer AC Milan, Daftar 10 Pemain yang Tinggalkan Rossoneri dan Klub Baru Mereka
Baca juga: Kisah Miris Max Allegri di Juventus: Agnelli Ingkar Janji Hingga Cristiano Ronaldo Hengkang
Benfica menelurkan sejumlah talenta papan atas seperti Joao Felix, Ruben Dias, Ederson Moraes, Nelson Semedo hingga Renato Sanches.
Benfica juga merekrut Raul Jimenez dan Luka Jovic dengan harga murah sebelum menjualnya kembali dengan harga tinggi.
Setidaknya 250 Juta Euro dihasilkan oleh Benfica.
Benfica juga berhasil meruntuhkan dominasi Porto, dengan menjadi juara Liga Portugal pada 2018-2019.
Kini di AS Roma, tantangannya jelas berbeda.
Scudetto jelas menjadi tujuan Sergala Ibukota, setelah terakhir kali mereka meraihnya pada awal millennium.