Tak lupa juga PSSI Pers membandingkan sikap kooperatif klub-klub lain dalam membangun kemitraan dengan wartawan.
Menanggapi penjelasan boikot dari PSSI Pers, Persija mengakui adanya komunikasi yang terputus dengan media.
Salah satu alasannya adalah kondisi pandemi Covid-19.
Kondisi serba tak pasti itu turut berpengaruh terhadap roda organisasi klub.
Baca juga: Boomm! Bola dari Tendangan Keras Hantam Mistar Gawang, Erling Haaland Cengar-cengir
Persija menyatakan komitmen untuk memperbaiki pendekatan serta komunikasi dengan awak media atau wartawan.
Persija akan membenahi tim media klub agar bisa menjalin kemitraan yang lebih baik dengan wartawan.
Persija dan awak media akan membangun kemitraan yang lebih baik agar kejadian boikot tidak terulang.
Akses informasi dan wawancara akan dibuka seluas-luasnya selama masih dalam koridor yang relevan dengan sepak bola.
Persija menyatakan masih membutuhkan media dan wartawan untuk kebutuhan eksposur klub.
Persija ingin PSSI Pers mengakhiri tindakan boikot pemberitaan dan tidak akan mempersulit kinerja wartawan dalam mencari informasi.
Baca juga: Kabar Persebaya, Temuan Aji Santoso Atas Kekalahan dari Borneo FC, Ini Taktik Bajul Ijo Vs Persikabo
Berikut kesepakatan yang dicapai antara Persija dan PSSI Pers:
1. Manajemen, pemain, dan pelatih akan membuka diri terhadap wartawan. Tidak ada eksklusivitas di Persija. Semua pemain bisa diwawancarai secara khusus melalui prosedur yang ditetapkan, yakni dengan mengirim surat permohonan ke klub.
2. Persija berencana menggelar pertemuan rutin dengan wartawan. Selama masih dalam situasi pandemi COVID-19, untuk sementara pertemuan akan berlangsung satu kali dalam seminggu secara virtual.
3. Persija akan menambah kuantitas pemberitaan harian di situs resmi klub dengan konten yang lebih bervariasi. Persija juga tidak menutup kemungkinan menyediakan angle atau narasumber yang diusulkan wartawan.