Sebanyak 13 operan dilepas Messi untuk Neymar.
Sebaliknya, Neymar tercatat 17 kali mengirim bola ke kaki Messi.
Adapun menurut data UEFA, Messi melepaskan empat tembakan dengan rincian satu shot on target, dua upaya melenceng, dan satu lagi mengenai tiang gawang.
Sementara, Neymar sama sekali tidak memberikan ancaman kepada kiper Club Brugge, Simon Mignolet.
Berdasarkan statistik ESPN, PSG secara total hanya membuat empat tendangan mengarah ke gawang dari sembilan percobaan.
Di sisi lain, Club Brugge menciptkan 16 percobaan dengan tujuh tembakan tepat sasaran.
Simon Mignolet bahkan mengaku tidak banyak membuat keringat karena minimnya peluang yang diciptakan trio MNM.
"Saya tidak banyak bekerja, saya hanya membuat beberapa penyelamatan. Kami bermain sebagai tim yang kompak, itu merupakan permainan yang tepat," kata Simon Mignolet, sebagaimana dikutip dari Metro.
Menganalisis belum padunya trio MNM, Owen menyebut keberadaan Messi, Neymar, Mbappe tak lantas membuat PSG jadi favorit Liga Champions.
"Tapi penampilan ketiga pemain bersamaan membuat PSG jadi tim lebih lemah dan saya benar-benar tak mengerti mengapa mereka disebut salah satu favorit juara Liga Champions," kata Owen dikutip dari Daily Mail.
"Saya rasa tim-tim Inggris seperti Chelsea, Liverpool, Manchester City, dan Manchester United jauh lebih unggul dari PSG," ujar mantan pemain timnas Inggris ini.
Pelatih PSG, Mauricio Pochettino menyebutkan timnya memang perlu waktu untuk membuat kombinasi trio MNM bekerja sempurna.
"Saya senang dengan upaya defensif para penyerang. Kami harus lebih kuat di area permainan lainnya," kata Pochettino dilansir dari RMC Sport.
"Perlu bersaing, saling mengenal, saling memahami, dan bermain bersama agar ketiganya solid, tetapi itu bukan masalah hari ini. Kami tidak cukup kuat dalam pertandingan Liga Champions dan tidak senang dengan hasilnya. Kami memiliki pemain yang luar biasa. Kami butuh waktu," tutur Pochettino berkilah. (Tribunnews/Kompas.com/*)