Final Liga Champions 2002/2003, adalah salah satu contohnya, babak adu penalti terbaik dengan Buffon di Juventus dan Dida di Milan.
Dida benar-benar seperti patung sebelum akhirnya membaca 3 penendang Juventus.
Ini yang bisa dipelajari oleh Mike Maignan, dan keputusan tepat AC Milan untuk meminta Dida turun gunung menjadi pelatih kiper.
Dan Maignan sudah merasakan manfaat dari peran Dida sebagai pelatih penjaga gawang AC Milan.
“Dampak pertama positif. Dida adalah penjaga gawang yang hebat, dia akan mampu memberi saya tangan yang bagus untuk berkembang”. ujar Maignan dikutip dari Sempre Milan.
Beban tentu saja ada di pundak Maignan sebagai pengganti Donarumma yang hengkang ke PSG.
Tetapi, dengan Nelson Dida tentu Maignan akan berkembang menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Liga Italia, dan sangat berpeluang memberikan Milan Scudetto musim ini.
(Tribunnews.com/Gigih)