Akan tetapi, Transnistria bukanlah bagian dari negara Moldova.
Transnistria merdeka secara de facto, namun, negara yang mendeklarasikan diri pada 25 Agustus 1991 itu, tidak diakui secara de jure.
PBB tidak mengakui Transnistria sebagai negara.
Oleh sebab tidak diakuinya negara Transnistria oleh PBB, membuat tim berjuluk The Yellow-Black tersebut masuk ke dalam Liga Moldova.
Sejak di tangan Gusan, Sheriff Tiraspol berubah menjadi tim raksasa di Liga Moldova.
Mereka sukses menguasai kompetisi sepak bola di sana. Sepanjang 21 musim digelarnya Liga Moldova, The Yellow-Black berhasil mengoleksi 19 gelar.
Kiprah di ajang Eropa
Dilansir Transfermarkt, nilai skuad Sheriff Tiraspol hanya berkisar 12,38 juta euro atau Rp 218 miliar.
Itu membuat The Yellow-Black menjadi tim paling miskin di Liga Champions musim 2021/2022.
Klub yang berbasis di perbatasan antara Moldova dan Ukraina tersebut, sebenarnya sudah beberapa kali tampil di babak play off Liga Champions.
Namun, dari ketiga kali penampilannya di babak play off, Sheriff Tiraspol kalah dari Olimpiakos, FC Basel, dan raksasa Polandia, Legia Warsawa.
Baca juga: Hasil Liga Champions: Real Madrid Dipermalukan Sheriff Tiraspol, Ancelotti Soroti Finishing Striker
Baca juga: Karim Benzema: Sosok tak Tergantikan di Real Madrid, Lebih Bersinar dari Cristiano Ronaldo
Hebatnya, di Liga Champions musim ini Sheriff Tiraspol mampu tampil mentereng sejak babak kualifikasi.
Mereka sanggup menghancurkan tim Albania, Teuta.
Lalu mengalahkan juara Armenia, Alashkert. Sebelum memasuki babak play off, Sheriff Tiraspol menghentikan langkah mantan juara Eropa dari Serbia, Red Star Belgrade.