TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan Hakan Calhanoglu dari AC Milan, memang berpengaruh signifikan terhadap permainan Inter Milan musim ini.
Bekerjasama dengan Nicolo Barella, Inter Milan sangat tajam dan menghibur di lini tengah, sulit merebut bola dari penguasaan Nerazzurri.
Dan ketika menghadapi serangan balik, Inter Milan juga sangat kokoh dan sulit ditembus.
Adanya Marcelo Brozovic, adalah alasan mengapa Inter Milan masih sangat bebas berkreasi di lini tengah.
Baca juga: AC Milan Mengosongkan Lini Tengah, Pujian Gasperini, Kerjasama Tonali, Leao, Brahim Diaz & Kessie
Baca juga: Dilema Formula Rahasia Inter Milan: Sukses di Liga Italia, Melempem di Liga Champions
Pemain asal Kroasia ini adalah salah satu pemain yang paling lama membela Inter Milan bersama dengan Samir Handanovic.
Adalah Brozovic yang menjadi alasan bagi Inter Milan meraih scudetto musim lalu, ia tidak tergantikan di skema Antonio Conte.
Bergantinya pelatih Inter Milan ke Simone Inzaghi juga tidak menggeser peran Brozovic di lini tengah.
Sejatinya, sulit menerjemahkan peran Brozovic, ia bisa menjadi mediano, regista, bahkan teraquartista.
Daya jelajahnya luas, kemampuan eksekusi dari luar kotak penaltinya juga yang terbaik di Italia.
Dalam term Italia, Brozovic kerap digambarkan sebagai tuttocampista, yang menggambarkannya sebagai gelandang komplet dengan kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya.
Ketenangan adalah kelebihan pemain berusia 28 tahun ini, tetapi berbeda dengan itu, tingkahnya di luar lapangan kerap menjadi ice breaker untuk rekan-rekannya di timnas Kroasia.
"Ia makan dua Crioissant, 3 kaleng coca cola sebelum latihan, lalu berlari 15 km tanpa masalah," ujar Dejan Lovren.
"Kemudian, ketika saya bertanya bagaimana caranya menjaga proporsi tubuh dengan cara makan seperti itu, ia hanya bercanda dan menunjuk salami di meja," tambahnya.
Nicolo Barella punya cerita lain untuk Brozovic, karena tubuhnya yang sangat kurus.