TRIBUNNEWS.COM - Liverpool menghadapi salah satu lawan yang mungkin tidak diprediksi bisa menyulitkan mereka selama 90 menit.
Turun dengan kekuatan terbaik dan permainan gegen pressing khas Jurgen Klopp, The Reds menghadapi malam yang luar biasa.
Skor 3-3 menggambarkan pertandingan menghadapi Brentford dengan sempurna: banyak peluang, saling jual beli serangan, dan adu taktik.
Brentford memang mengejutkan musim ini, setelah sukses mengalahkan Arsenal di pekan perdana, tim kecil dari wilayah suburban kota London ini, sukses mencuri perhatian.
The Bees baru saja promosi musim ini setelah 74 tahun alpha di kompetisi tertinggi di Inggris.
Baca juga: Jadwal Juventus vs AS Roma Liga Italia, Ambisi Ibanez Curi Poin, Kecerdasan Mourinho Jadi Tumpuan
Baca juga: Mohamed Salah dan Kontrak Baru di Liverpool, Pengaruh Boston Red Sox hingga Jurgen Klopp
Baca juga: Masalah Jadon Sancho di Manchester United, Terjepit Bruno Fernandes dan Pogba hingga Skema Solskjaer
74 tahun adalah waktu yang sangat lama untuk sebuah klub kembali berlaga di kompetisi tertinggi.
Tidak terkecuali bagi Brentford, mereka membangun tim yang kali ini promosi dalam waktu 5 tahun.
Brentford adalah tim yoyo yang lebih banyak berkompetisi di Championship Division hingga League Two.
Tetapi, kombinasi apik Thomas Frank dan Lee Dykes mengubah nasib Brentford.
Thomas Frank bergabung sejak 2018, sedangkan Lee Dykes bergabung sejak 2019.
Lee Dykes ada di jajaran direksi bersama Rasmus Ankersen dan Phil Giles, ketiganya menganalisis dan mengatur keuangan klub.
Brentford bukanlah klub dengan dana besar, mereka harus pintar dalam mengatur dana.
Dan pendekatan statistik menolomg mereka.
Matthew Benham, Presiden klub yang berbeda, dia sangat paham dengan data dan mengkurasi data pemain yang diberikan Lee Dykes.