TRIBUNNEWS.COM - Seiring berjalannya waktu, semakin terbukti bahwa sepak bola telah berkembang lebih banyak, dan peran pemain nomor 10 mulai memudar dari permainan sepak bola modern.
Trequartista diberikan kepada pemain yang paling kreatif; mahir dalam hal membagi bola dan mencetak gol dari lini kedua.
Deco di Porto, Juan Riquelme di Villareal dan Mesut Ozil di Arsenal (Kepelatihan Wenger) adalah contoh paling nyata dari peran nomor 10 dalam sepak bola.
Baca juga: Injakkan Kaki di Jerman Lagi, Mesut Ozil Harus Pendam Asa Reuni dengan Joachim Low
Baca juga: Jamal Musiala, Remaja Pencetak Rekor, Andalan Hansi Flick, Dilepas Chelsea Dipinang Munchen
Sepak bola modern dan formasi barunya mengandalkan permainan gelandang bertipe box-to-box, yang bergerak naik turun selama 90 menit, dengan etos kerja dan stamina yang tinggi.
Pemain nomor 10 yang identik dengan kemalasannya dalam urusan bertahan membuat mereka tak lagi diistimewakan.
Manajer seperti Antonio Conte, Jurgen Klopp, dan Jose Mourinho lebih sering memilih gelandang dengan tipikal pekerja keras yang dapat diandalkan untuk menyerang dan bertahan.
Bahkan di Liverpool, sejak tiga musim belakangan peran playmaker diberikan kepada striker mereka, Roberto Firmino.
Perlu diingat, Firmino sebelum direkrut Liverpool merupakan pemain yang berposisi sebagai playmaker untuk Hoffenheim.
Jurgen Klopp yang mengutamakan skema 4-3-3 dengan permainan gegenpressing dan kick and rush membuat Liverpool lebih mengandalkan gelandang tipikal box to box untuk mengisi lini tengah The Reds.
Lalu, Firmino yang memiliki kreatifitas serta visi bermain yang mumpuni diberi peran false nine oleh Jurgen Klopp.
Baca juga: Memahami False Nine, Posisi yang Biasa Dimainkan Messi dan Firmino
Tugas utama Firmino bukanlah mencetak gol, melainkan untuk melayani dua winger Liverpool Sadio Mane dan Mohamed Salah.
Hasilnya? istimewa. Dengan skema tersebut Liverpool berhasil menjuarai Liga Champions di musim 2018/2019, dan gelar Liga Primer Inggris di musim setelahnya.
Contoh lain pemain trequartista yang perannya diubah dalam skema tim adalah Kai Havertz di Chelsea.
Bersama Thomas Tuchel yang idealis dengan skema tiga beknya, Havertz yang merupakan seorang playmaker diberi peran lain oleh pelatih asal Jerman tersebut.