TRIBUNNEWS.COM - Lazio sukses mengandaskan perlawanan Inter Milan dalam pekan ke delapan Serie A Liga Italia dengan skor mencolok 3-1.
Gol-gol Lazio berhasil disumbangkan oleh Ciro Immoblie, Felipe Anderson, dan Sergej Milinkovic-Savic.
Tim asuhan Maurizio Sarri tampil dominan dengan catatan penguasaan bola sebanyak 52%.
Mereka juga begitu agresif menyerang pertahanan Inter dengan menorehkan 8 shot on target.
Skema 4-3-3 milik Sarri begitu moncer, total 565 passing dengan statistik akurasi umpan mencapai 92%.
Baca juga: Berita Inter, Kode Keras Vlahovic, Kontrak Baru Fantastis Barella, Pelatih Lazio: Inter Calon Juara
Baca juga: Juventus Vs AS Roma, Dybala Diragukan, Tammy Cedera, Panggung Buat Moise Kean dan Shomurodov
Sang juara bertahan dibuat tunduk atas permainan cantik Biancocelesti, Lazio merangsek naik ke peringkat 5 klasemen Serie A dengan torehan 14 poin, hanya berjarak 3 angka dari Inter Milan-nya Simone Inzaghi.
Skema 4-3-3 ala Sarri atau biasa disebut Sarriball, memberinya kepercayaan diri untuk membuktikan prinsip pertahanan terbaik adalah menyerang.
Untuk mewujudkan ambisinya, eks pelatih Chelsea tersebut membutuhkan tim yang banyak dan kuat dalam hal menguasai bola.
Itulah yang menjadi alasan, tiap klub yang dilatih Sarri akan banyak melakukan pergerakan tanpa bola saat melakukan serangan.
Hal tersebut berguna dalam memecah konsetrasi lawan sekaligus menciptakan banyak ruang untuk semakin banyak menguasai pertandingan.
Dengan begitu, Sarri membutuhkan gelandang cerdas yang memiliki visi bermain dan ketangguhan saat memegang bola.
Pun dengan full back yang dimiliki, full back dengan tipikal menyerang dan memiliki kemampuan dribel mumpuni adalah yang dibutuhkan Sarri.
Ketika di Chelsea misalnya, ia rela 'menenteng' Jorginho untuk ikut bersamanya pindah ke Stamford Bridge, padahal sang pemain mengaku nyaman berada di Napoli.
Jorginho yang memang memiliki atribusi kecerdasaan dan visi bermain yang tinggi membuat Sarri begitu mengandalkannya.