News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Leicester City vs Arsenal: Konsistensi Mikel Arteta Diuji Efisiensi Brendan Rodgers di Liga Inggris

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta (kiri) dan penjaga gawang Arsenal asal Inggris Aaron Ramsdale (kedua dari kiri) merayakan kemenangan mereka dalam pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. Arsenal memenangkan pertandingan ke-3 -1.

Di musim ini, rekrutan terbaru mereka asal Zambia, Patson Daka juga mampu menunjukan tajinya dalam urusan mendongkrak lini serang The Foxes.

Patson Daka merupakan striker anyar The Foxes yang diboyong dari klub Austria, RB Salzburg pada transfer musim panas tahun ini.

Striker berusia 23 tahun tersebut ditebus dengan harga 30 juta euro atau sekitar Rp 490,9 miliar, Daka menjadi pemain Zambia keempat yang berkiprah di Liga Primer Inggris.

Bukan tanpa alasan Leicester berani mengeluarkan dana sebanyak itu untuk memboyongnya, Daka merupakan striker tajam yang torehan golnya selalu berada di atas dua 20 saat bermain di Bundesliga Austria.

Di musim lalu saja, sang striker berhasil mencetak 27 gol dari 28 penampilan bersama Salzburg di Liga Austria, ia pun dinobatkan sebagai pemain terbaik musim 2020/2021.

Patson Daka memang didatangkan The Foxes untuk menambal posisi Jamie Vardy yang sudah berusia 34 tahun.

Daka dianggap sebagai pengganti jangka panjang yang sepadan untuk top skor Leicester City di 4 musim berturut-turut tersebut.

"Itu adalah alasan utama kami memboyong Patson Daka, dia sangat mirip dengan Jamie Vardy saat bermain," kata Brendan Rodgers saat awal kedatangan Daka di Leicester City dilansir The Guardian.

"Dia bisa berlari dari belakang dengan cepat, dia juga memiliki kemampuan finishing yang hebat," lanjut eks pelatih Liverpool itu.

Dengan cederanya Vardy, Patson Daka akan menjadi tumpuan di lini depan The Foxes dalam laga menghadapi Arsenal besok malam.

Konsistensi Arsenal bersama Arteta

Setelah merasakan tiga kekalahan menyakitkan secara berturut-turut di partai awal Liga Primer Inggris, Arsenal mampu bangkit di laga setelahnya dengan meraih empat kemenangan dan dua hasil imbang.

Sang juru taktik, Mikel Arteta patut berseri-seri berkat skema "Arteta Ball" miliknya yang mulai terimplementasikan dengan baik.

Apalagi, pelatih asal Spanyol tersebut dinobatkan sebagai Manajer Terbaik Liga Primer Inggris untuk bulan September.

Arteta datang ke Arsenal dengan pengalamannya sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City, ia juga terinspirasi dari Marcelo Bielsa dalam meracik strategi permainan.

Maka, permainan Arteta tak jauh-jauh dari possesion football mengandalkan pergerakan cepat yang dilakukan secara kolektif oleh para pemainnya.

Visi Arteta untuk bermain kolektif butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.

Progresi serangan yang diterapkan Mikel Arteta kerap dimulai dari lini belakang, dengan mengutamakan ball possesion.

Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Crystal Palace di Stadion Emirates di London pada 18 Oktober 2021. (Glyn KIRK / AFP)

Itu membuat Arteta membutuhkan sosok gelandang yang dapat mengontrol bola dengan baik dan memiliki kualitias passing yang mumpuni, sehingga dapat menjadi penghubung dari lini bertahan ke lini serang.

Dan sosok gelandang tersebut adalah Martin Odegaard.

Akurasi passing Odegaard per pertandingan bersama The Gunners musim ini mencapai 31.7 (87%).

Itu menjadi yang tertinggi dari gelandang Arsenal lainnya.

Kelebihan Odegaard yang tak dimiliki gelandang The Gunners lainnya adalah kemampuannya menemukan ruang di lini tengah dan pertahanan lawan.

Odegaard juga mempunyai kemampuan teknis untuk mengirim umpan terobosan dengan bola chip, teknik tersebut dapat membuka ruang sempit yang ada di pertahanan lawan.

Kemampuannya tersebut sangat membantu para penyerang Arsenal, khususnya ketika sudah berada di area sepertiga akhir lawan.

Itu juga menjadi salah satu alasan mengapa sejak adanya Odegaard, Arsenal mampu menciptakan peluang yang lebih banyak.

Aliran bola lini tengah The Gunners juga lebih cair dengan moncernya penampilan Martin Odegaard di lini tengah Arsenal.

Serangan-serangan Arsenal yang melempem di tiga laga awal Liga Primer Inggris, sudah terlihat kembali agresif di laga-laga setelahnya.

dari enam pertandingan terakhir The Gunners di Liga Primer Inggris, tim asuhan Arteta mampu menciptakan 61 tembakan dengan 39 on target.

Arsenal juga mencatatkan xG 11.6 dengan torehan 10 gol, kembali moncernya penampilan Aubameyang juga membuat lini depan lebih berbahaya.

Hal lainnya yang membuat pemain berusia 23 tahun spesial adalah kemampuannya yang dapat bermain di beberapa posisi di area sentral.

Kelebihan ini sudah pernah dimanfaatkan Mikel Arteta di musim lalu. Odegaard bisa dipasang sendirian sebagai playmaker.

Ia juga bisa bermain berdampingan dengan Emile Smith Rowe sebagai gelandang serang dengan baik.

Smith Rowe bisa bermain dengan bagus saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.

Kejelian Arteta dalam memanfaatkan kelebihan dua pemain mudanya tersebut patut diapresiasi.

Arteta perlahan juga mampu membuat struktur serangan Arsenal lebih tertata, penempatan posisi pemain juga lebih jelas. 

Implementasi permainan "Arteta Ball" yang diusungnya mulai menemukan titik cerah.

Kedua pemain tersebut mampu bermain di dua posisi dengan sama baiknya.

Odegaard sebagai pemain nomor 10 dan 8, Smith Rowe sebagai playmaker dan winger kiri.

Di atas lapangan, kedua pemain tersebut juga dapat bergantian untuk berperan sebagai playmaker atau nomor 10.

Ketika Odegaard menjemput bola ke dalam, Smith Rowe dapat masuk ke tengah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemain asal Norwegia tersebut.

Skema seperti itu seringkali dilakukan Arteta untuk membuat lini tengah Arsenal lebih dominan, terutama dalam proses build up serangan.

Laga malam besok akan menjadi ujian sesungguhnya dari skema Arteta yang mulai menemui titik cerah. Lawan yang dihadapi juga memiliki efisiensi permainan dan skuat yang mumpuni.

Prediksi Susunan Pemain:

Leicester City (3-4-3): Schmeichel; Amartey, Soyuncu, Vestergaard, Bertrand; Tielemans, Soumare; Maddison, Iheanacho, Patson Daka

Pelatih: Brendan Rodgers

Arsenal (4-2-3-1): Ramsdale; Tavares, Gabriel, White, Tomiyasu; Partey, Odegaard, Smith Rowe; Bukayo Saka, Aubameyang, Lacazette

Pelatih: Mikel Arteta

(Tribunnews/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini