Itu membuat The Yellow-Black menjadi tim paling miskin di Liga Champions musim 2021/2022.
Klub yang berbasis di perbatasan antara Moldova dan Ukraina tersebut, sebenarnya sudah beberapa kali tampil di babak play off Liga Champions.
Namun, dari ketiga kali penampilannya di babak play off, Sheriff Tiraspol kalah dari Olimpiakos, FC Basel, dan raksasa Polandia, Legia Warsawa.
Hebatnya, di Liga Champions musim ini Sheriff Tiraspol mampu tampil mentereng sejak babak kualifikasi.
Mereka sanggup menghancurkan tim Albania, Teuta.
Baca juga: Skenario Nasib AC Milan Setelah Laga Melawan FC Porto di Liga Champions, Turun ke Liga Europa?
Baca juga: Liga Champions: Misi Liverpool Bungkam Atletico Madrid di Anfiled & Hapus Mimpi Buruk Tahun Lalu
Lalu mengalahkan juara Armenia, Alashkert. Sebelum memasuki babak play off, Sheriff Tiraspol menghentikan langkah mantan juara Eropa dari Serbia, Red Star Belgrade.
Pada babak play off, mereka harus menghadapi tim yang sudah sering berkiprah di ajang Liga Champions, Dinamo Zagreb.
Akan tetapi, klub raksasa Kroasia itu justru dipermalukan 3-0 di kandang Sheriff Tiraspol pada leg yang pertama.
Dan di leg kedua, The Yellow-Black berhasil menahan imbang Dinamo Zagreb dengan skor 0-0.
Tiket Liga Champions pertama kali sepanjang sejarah pun berhasil mereka raih dengan perkasa.
Dari musim 2015/2016, The Yellow-Black tak pernah absen menjadi juara di Liga Moldova, Divizia Nationala.
Bahkan, sejak musim 2014/2015, tim ini rajin menambah koleksi gelar Piala Moldova yang kini menjadi 10 gelar, dan Piala Super Moldova dengan 7 kali juara.
Dengan penampilan sementereng itu, bukanlah hal yang mengejutkan jika Sheriff Tiraspol lolos ke putaran final Liga Champions Eropa.
Namun, kiprah mereka tidak terlalu beruntung saat pembagian grup Liga Champions, mereka berada satu grup bersama tim-tim besar eropa.