Di kompetisi kasta ketiga Eropa ini, Tottenham gagal memperlihatkan kelasnya.
Baca juga: Antonio Conte Siap Membalas Kepercayaan Bos Tottenham Hotspur
Mereka imbang 2-2 kontra Stade Rennais, menang 5-1 dari Mura, dan terakhir kalah 1-0 dari Vitesse.
Tugas Conte dalam debutnya adalah mempersembahkan kemenangan dini hari nanti.
Untuk itu, dia harus secepatnya mengembalikan ketajaman ikon Spurs, Harry Kane.
Produktivitas gol The Lilywhite memang anjlok sekali di awal musim ini.
Dari sepuluh laga, mereka hanya bisa mengemas sembilan gol. Hanya tim juru kunci, Norwich yang lebih mandul dari Spurs di liga saat ini (3 gol).
Baca juga: Antonio Conte Siap Rombak Total Skuat Tottenham, Bidik 4 Pemain Serie A Italia Untuk Gabung di Spurs
Tadinya, situasi terlihat baik-baik saja saat Spurs meraih tiga kemenangan 1-0 berturut-turut di awal kampanye - cukup untuk memberi Nuno penghargaan manajer terbaik bulan Agustus.
Tapi ketika tim seperti Chelsea, Arsenal, Manchester United dan bahkan Crystal Palace mulai mengobrak-abrik mereka, tidak ada balasan dari serangan Tottenham.
Di atas kertas, dengan para penyerang seperti Harry Kane, Son Heung-min, Lucas Moura, dan Steven Bergwijn, Spurs seharusnya punya lebih dari cukup amunisi untuk melawan.
Tapi itu tidak terjadi. Kane hanya cetak satu gol di Liga Premier, Moura, dan Bergwijn tanpa gol, dengan Son menyumbang empat gol.
Baca juga: Antonio Conte Tangani Tottenham Hotspur Harry Kane Batal Hengkang
Produktivitas gol yang lebih baik di Piala Carabao, dan di Liga Konferensi Eropa tetap tak menutupi kenyataan bahwa Kane sedang berjuang untuk menemukan ketajamannya kembali.
Dan itulah yang harus menjadi prioritas pertama Conte.
Harusnya ini menjadi lebih mudah lantaran Conte mengaku sebagai pengagum Kane.
Dia pernah berujar, satu-satunya penyerang yang ingin dia rekrut saat menangani Chelsea adalah Kane seorang. Kini, Kane sudah ada dalam skuatnya.
Baca juga: Conte Mengaku Sangat Senang Kembali Latih Klub Liga Premier, Tottenham Miliki Fasilitas Tercanggih