"Sepak bola sama seperti olahraga ketahanan lain, sepak bola membutuhkan mobilitas sangat tinggi," kata Owen dilansir Sprotingfile.
"Itu membuat para pemain sepak bola mengeluarkan energi yang cukup banyak, bahkan lebih banyak dari olahraga lainnya," lanjutnya.
Berdasarkan penelitian dan pernyataan Owen tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemain sepakbola profesional memiliki risiko terkena serangan jantung yang lebih tinggi dibanding atlet di olahraga lain.
Intensitas latihan serta mobilitas para pesepakbola yang cukup menguras tenaga dapat mengakibatkan kelemahan jantung seperti apa yang diungkapkan oleh Owen.
Ditambah, padatnya jadwal bermain di sepakbola modern seperti ini juga menjadi risiko bagi mereka untuk mengalami masalah atau serangan jantung.
Jika dikalkulasi, tim-tim elit yang berkompetisi di liga kontinental akan melaksanakan pertandingan sebanyak dua kali dalam sepekan.
Seperti diketahui juga, sebelum kasus Aguero dan Eriksen, ada beberapa pemain sepakbola yang pernah terkena serangan jantung yang berakibat fatal.
Salah satunya adalah Davide Astori, pemain Fiorentina tersebut ditemukan meninggal di kamar hotelnya akibat serangan jantung pada (4/3/2018).
Kemudian ada kasus meninggalnya Marc-Vivien Foe, gelandang Kamerun pada tahun 2003, ketika Kamerun bertemu Kolombia di semifinal Piala Konfederasi yang berlangsung di Prancis.
Pada menit ke-72, Foe kolaps tanpa ada yang tahu penyebabnya. Beberapa waktu kemudian, hasil otopsi lanjutan menunjukkan bahwa Foe meninggal karena pembengkakan jantung.
Dan yang masih segar dalam ingatan, bagaimana legenda Real Madrid, Iker Casillas yang memilih pensiun pada Agustus 2020 akibat terkena serangan jantung saat menjalani sesi latihan bersama FC Porto.
(Tribunnews.com/Deivor)