News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Kualitas Solskjaer Bersama Manchester United, Bukan Penerus Ferguson, Pendekatan ala Mourinho

Penulis: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Manchester United Norwegia Ole Gunnar Solskjaer (3L) menyapa para pemainnya di akhir pertandingan sepak bola grup F Liga Champions antara Atalanta dan Manchester United di stadion Azzurri d'Italia, di Bergamo, pada 2 November 2021. Marco BERTORELLO / AFP

Adalah sebuah ilusi bahwa Solskjaer membawa sepak bola menyerang ala Ferguson kembali ke Manchester United.

United tidak pernah bermain dengan cara bertahan menghadapi tim yang lebih superior di era Ferguson, sesuatu yang kerap memberikan hasil negatif di lapangan.

Selain itu, Manchester United nyaris tidak pernah kesulitan menghadapi tim yang bermain dengan garis bertahan rendah, karena United tidak hanya mengandalkan serangan balik, atau menunggu lawan melakukan transisi.

Sir Alex Ferguson memfavoritkan gol Wayne Rooney di tahun 2011 ketika menjamu Manchester City. (Pinterest)

Baca juga: Perkuat Juventus, Liverpool & AC Milan, Pemain Ini Frustrasi Gegara Tak Lepas dari Citra Buruk

Baca juga: Messi Sempat Tidak Menyadari Jika Timnas Argentina Telah Lolos Piala Dunia Usai Remis Lawan Brasil

United selalu menjadi tim yang mengambil inisiatif serangan, bermain dengan penuh risiko.

Ini yang membuat Manchester United kalah melawan Barcelona dua kali di final Liga Champions 2009 dan 2011.

Ferguson tidak ingin mengubah filosofi permainan terbukanya, tetap menggunakan cara dengan bermain menyerang meskipun meninggalkan celah di lini pertahanan.

Ia pun juga bisa mengakomodasi peran Cristiano Ronaldo yang memang punya kesulitan untuk melakuka pressing ke pertahanan lawan.

Ini yang tidak terjadi di Solskjaer, United lebih sering bermain menunggu lawan, menyesuaikan bagaimana lawan bermain, dan kesulitan ketika menghadapi tim yang bermain dengan garis pertahanan rendah.

Ketika menghadapi Liverpool, Manchester City, atau Chelsea, United akan bermain dengan garis pertahanan rendah, sembari menunggu kesempatan untuk melakukan serangan balik cepat ke pertahanan lawan.

Sedangkan ketika melawan tim-tim yang bermain rapat seperti West Ham, Wolves atau Newcastle United, Manchester United akan sangat kesulitan membongkar pertahanan lawan karena cara bermain reaktif ala Solskjaer.

Maka, jauh panggang dari api menyebut Manchester United di era Solskjaer sebagai perwujudan United di era Solskjaer, bahkan menyamakan bagaimana Jadon Sancho yang diubah menjadi fullback dengan Antonio Valencia di era Ferguson, adalah hal yang jauh berbeda.

Valencia saat itu dianggap menurun secara kecepatan, tetapi masih punya pace dan power untuk berduel dengan pemain lawan.

Sedangkan Jadon Sancho dipasang sebagai fullback karena Solskjaer tidak memiliki strategi untuk memainkannya di posisi sayap ataupun penyerang.

Tentu adalah hal yang mubadzir memasang Jadon Sancho sebagai fullback.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini