Memasang striker palsu di depan jelas membuat skema yang diterapkan Tuchel begitu cair, kolektivitas pemain dan position play mereka sangat tertata.
Para pemain kreatif dan cepat dalam skuatnya dapat bermain lebih bebas dan mencolok karena fleksibilitas ruang di depan.
Lukaku yang tengah didekap cedera dan mengalami paceklik gol hingga di delapan pertandingan memang sebuah hal yang mengecewakan dan merugikan untuk The Blues.
Namun, ada sisi positif dibalik absennya pemain yang diboyong dari Inter Milan dengan harga 115 juta euro tersebut.
Hampir seluruh pemain Chelsea mampu mencetak gol, itu terbukti dari hitungan Squawka yang mencatat ada 17 pemain The Blues yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.
Skema Tuchel yang mengedepankan kolektivitas antar pemain memang membuat Chelsea tak bertumpu pada satu pemain untuk menjebol gawang lawan.
The Blues dapat mencetak gol lewat bola set piece, corner, serta permainan open play.
Sang juru taktik asal Jerman tersebut memang membuat tim yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut menjadi tim yang mengerikan.
Raihan gelar Champions Leaguenya musim lalu menjadi bukti dari begitu handalnya dia dalam meracik strategi dan memotivasi para pemainnya.
Saat ini, The Blues juga berada di puncak klasemen Liga Primer Inggris dengan torehan 29 poin, mereka unggul enam angka dari Manchester City yang berada posisi kedua.
Masalah Lukaku di Chelsea
Nama Romelu Lukaku tak tercatat di papan skor ketika Chelsea bertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, dan Malmo.
Ya, selama 2 bulan lamanya Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, sebelum akhirnya ia harus menepi selama 1 bulan karena cedera.
Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini.