Berdasarkan permainan Timnas Indonesia selama ini, umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Dengan begitu, peran striker seperti Hary Yudo begitu dibutuhkan Shin-Tae yong, peduli setan dengan jumlah gol yang Yudo miliki, pemain Arema itu tetap dimasukkan ke dalam skuat utama.
Tae-yong tidak bertumpu pada striker untuk mencetak gol, ia mencari intuisi menyerang lewat second line Timnas yang diisi Evan Dimas, Egy Maulana, Witan Sulaiman, sampai Irfan Jaya.
Baca juga: Senjata Timnas Indonesia di Piala AFF 2020: Eksplorasi Lini Sayap & Skema Modern Shin Tae-yong
Nama yang disebutkan terakhir adalah top skor bagi PSS Sleman dengan dulangan 6 gol dari 8 pertandingan.
Sedangkan Egy dan Witan jelas kualitasnya sudah tak perlu diragukan dalam hal mencetak gol.
Egy baru-baru ini sukses mencetak brace untuk timnya yang bermain di kasta tertinggi Liga Slovakia, FK Senika.
Sedangkan Witan, menjadi salah satu winger yang paling sering mencatatkan namanya di papan skor untuk Timnas Indonesia.
Untuk itu, guna memberi ruang dan menyuplai barisan pemain yang disebutkan di atas, peran tipikal striker seperti Yudo lebih dibutuhkan dibanding Spasojevic yang rajin mencetak gol.
Yudo memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Ia juga bebas bergerak untuk mengisi lini kiri dan kanan Timnas Garuda.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Shin Tae-yong.
Yang pertama, adanya Yudo di posisi tersebut membuat jarak antar lini Timnas Garuda tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan Garuda.
Yang kedua, Yudo memberikan ruang bagi winger dan gelandang untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Itulah yang membuat peran winger dan gelandang Timnas begitu kelihatan.