Tak hanya bermain di tengah, ia juga dapat dimainkan sebagai pemain sayap saat Arteta memasang Odegaard di posisi gelandang serang.
Meski bermain lebih melebar, pemain asal Inggris tersebut masih berperan sebagai playmaker, dengan mengatur serangan The Gunners di sepertiga akhir.
Visi bermain dan kreatifitas yang dimiliki sang pemain membuat ia tak kesulitan untuk beradaptasi dengan berbagai skema dan perain yang diberikan Arteta.
Dipertandingan melawan Norwich City semalam, Smith Rowe yang bermain di sisi kiri mampu tampil gemilang dengan meyumbangkan 1 gol bagi The Gunners.
Ia juga menjadi sutradara bagi Arsenal di pertandingan tersebut dengan catatan 2 chances created dan 11 umpan sukses ke sepertiga akhir.
Mandeknya keran gol Aubameyang dan kasus indisipliner yang ia lakukan tak membuat Arteta pusing untuk mencari gol getter, muncul dari lini kedua dan mencetak gol menjadi atribut Smith Rowe.
Total, Smith Rowe sudah bermain sebanyak 18 kali bersama Arsenal di Liga inggris, dengan sumbangan 8 gol dan 2 assist.
Son Heung-min (Tottenham)
Bersama Nerazzurri, hampir di setiap pertandingan Conte selalu memakai dua penyerang dengan tipikal nomor sembilan.
Kedalaman skuat yang dimiliki Tottenham memang membuat Conte meninggalkan kebiasaannya di Inter Milan.
Apalagi, adanya Son Heung-min yang lebih berbahaya jika dipasang sebagai seorang winger, membuat Conte melakukan adaptasi dengan menggunakan tiga penyerang di depan.
Hasilnya, Son beberapa kali mampu menjadi pemecah kebuntuan bagi Spurs. Terakhir, satu golnya sukses membawa The Lilywhites meraih tiga poin dari Norwich City.
Ya, dari adaptasi yang dilakukan pria berusia 52 tahun itu memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar ingin menjadikan Son sebagai pusat serangan dari Tottenham.
Meski bermain sebagai winger kiri, pergerakan Son sangat cair, ia tak selalu memulai serangan dari tepi lapangan tapi juga muncul dari tengah untuk menciptakan halfspace, Son pun juga lebih banyak berada di dalam kotak penalti.