Namun, setelah jeda turun minum, pemain Indonesia melakukan beberapa kesalahan, baik dalam umpan pendek atau ketika menutup ruang saat Thailand menyerang.
Hal itu terbukti hanya dalam rentang dua menit, Thailand mampu membalikkan keadaan melalui gol Adisak Kraisorn (54') dan Sarach Yooyen (56').
Meski tertinggal satu gol dan kalah agregat dari pertemuan pertama, semangat juang Timnas Indonesia tak luntur.
Witan Sulaeman dan kolega tetap berupaya mencetak gol balasan.
Upaya tersebut membuahkan hasil pada menit ke-80, umpan terobosan Witan Sulaeman mampu dikonversikan menjadi gol oleh Egy Maulana Vikri.
Pemain FK Senica itu mengontrol bola terlebih dahulu sebelum melepaskan tembakan ke arah pojok kiri gawang Thailand yang gagal diantisipasi sang kiper.
"Saya tetap dukung Timnas Indonesia, meskipun mereka menang atau kalah hari ini, yang penting mereka dapat hal positif, percaya diri, dan mental mereka harus kuat," sambung Beto.
"Saya melihat sendiri, terkadang ketika melihat lawan sebelum masuk lapangan kita sudah merasa kalah, melihat postur lawan lebih tinggi (contohnya), atau melihat lawan yang lebih unggul dari kita.
"Jadi itu yang harus berubah, jangan merasa kalah duluan, berusaha dulu, kalah menang belakangan, yang penting berusaha dan jangan takut, jangan pikir negatif dan mental kita harus kuat," pungkasnya.
Indonesia harus puas, lagi dan lagi menjadi runner-up di turnamen Asia Tenggara dua tahunan ini.
Namun, capaian tahun ini dengan materi pemain muda dan perkembangan yang baik membuat asa untuk tampil lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Dan pekerjaan Shin Tae-yong belum tuntas di sini, ia masih memiliki kontrak hingga 2023 dengan Indonesia dan masih berpeluang besar membantu skuat Garuda meraih prestasi.
(Tribunnews.com/Sina)