Shin Tae-yong pun menyayangkan hal tersebut.
"Di tim kami memang posisi yang paling lemah adalah striker (penyerang tengah)" ungkap Shin dalam sesi jumpa pers Piala AFF 2020 leg kedua.
"Di liga Indonesia, striker juga lebih banyak memakai pemain asing."
"Striker asli Indonesia tidak berkembang," sambungnya.
Memang, Indonesia memiliki masalah klasik dari tahun ke tahun perihal penyerang tengah.
Praktis hanya Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa saja penyerang tengah paling ikonik yang dimiliki timnas dalam 15 tahun terakhir.
Boaz sejatinya tak bisa dikatakan sebagai penyerang tengah murni.
Sebab, ia lebih gemar bergerak melebar untuk mencari peluang dan ruang.
Pengaruh striker naturalisasi semakin terasa setelah digelarnya AFF 2010.
Cristian Gonzales menjadi primadona utama sebagai sosok penyerang tengah tangguh.
Setelah itu, nama-nama seperti Beto Goncalves hingga Ilija Spasojevic muncul sebagai kandidat striker utama timnas.
Namun, Shin Tae-yong tak melirik nama-nama tersebut.
Ia memilih Ezra sebagai "perwakilan" penyerang naturalisasi dalam timnya.
Sayangnya, hasil yang diperoleh di Piala AFF 2020 ini belum maksimal.
Di mana keran gol timnas lebih banyak didapat dari penyerang sayap atau pemain tengah.
(Tribunnews.com/Guruh)