Dikutip dari Metropole, apa yang dilakukan Vini itu merupakan bagian dari "kegilaan" sang penyerang, yang membuat gerakannya sulit diprediksi lawan.
Bahkan, rekan-rekannya pun harus punya seribu mata untuk menebak apa yang akan dilakukan pemain bernomor-punggung 20 itu dengan bolanya.
El Real membuka keunggulan lewat gol Vinicius di menit ke-25. Menerima umpan lambung Karim Benzema dari tengah, Vini menggiring bola ke kotak penalti dan menendangnya masuk ke gawang Barcelona.
Tiga menit sebelum turun minum, Barca menyamakan kedudukan lewat sontekan Luuk de Jong memanfaatkan umpan tarik Ousmane Dembele di sisi kanan, yang menimbulkan kemelut di mulut gawang.
Menit ke-72, Benzema membawa Madrid kembali memimpin lewat gol tap-in, memaksimalkan umpan tarik Dani Carvajal di kotak penalti.
Namun, Barca membalas kembali di menit ke-84. Ansu Fati, yang tampil sebagai pemain pengganti, menanduk masuk bola crossing Jordi Alba.
Skor imbang 2-2 memaksa laga berlanjut ke babak tambahan, dengan akhirnya Valverde mencetak gol penentu kemenangan Madrid.
"Kami menunjukkan betapa bagusnya kami dalam menyerang, dengan banyaknya peluang terjadi. Jika kami lebih akurat, mungkin kami bisa menutup pertandingan lebih awal," ujar Valverde yang merayakan golnya dengan membuka jersey, dan memegangnya di depan dada --persis seperti yang dilakukan ikon Barcelona, Leo Messi dalam El Clasico April 2017.
Menurut Pelatih Madric, Carlo Ancelotti, kunci kemenangan mereka adalah serangan balik yang efektif.
"Setiap orang bisa melihat dua pendekatan berbeda di laga ini. Mereka fokus pada penguasaan bola, dan kami pada serangan balik. Dan ciptakan serang balik sangat bagus, dan cetak tiga gol fantastis. Ini sepak bola yang sangat menghibur," ujar Ancelotti.
Di babak final, Minggu (16/1) nanti, Real menunggu pemenangan duel Atletico Madrid kontra Athletic. (Tribunnews/den)