Namun, ketika Robert membutuhkan efisiensi permainan dan kolektivitas di lini depan maka Ezra adalah jawabannya.
Kerja sama Bruno dan David da Silva tidaklah apik, saat melawan Bali United pada Kamis, (14/01/2022) adalah contohnya.
Persib Bandung hanya mampu menguasai ball possesion sebanyak 44 persen dan menghasilkan dua shot on target.
Alhasil, Maung Bandung pun harus rela dikalahkan Bali United dengan skor 1-0 lwqat gol sundulan kepala yang dicetak oleh Stefano Lilipaly.
Robert bisa belajar dari Shin Tae-yong untuk menerapkan permainan 4-4-2 dengan memasang dua tipikal striker yang berbeda.
Beruntung Persib Bandung memiliki Ezra Walian yang tak akan keusulitan jika diberi peran sebagai second striker yang lebih banyak menjemput bola di tengah untuk menjadi pelayan striker utama Maung Bandung.
Ketika mengalami kebuntuan, tipikal striker seperti Ezra dapat menajdi pemecah kebuntuan meski di sepanjang pertandingan bermain tak begitu mencolok.
Pergerakan Ezra yang cair juga dapat membuka ruang bagi para winger Persib Bandung untuk bermain lebih menusuk.
Khususnya untuk Febri Hariyadi dan Beckam Putra yang memiliki kecepatan dan isnting mencetak gol tinggi.
Ya, menarik dinanti bagaimana cara Robert melakukan kontra strategi di Persib Bandung pada laga BRI Liga 1 selanjutnya.
Yang jelas, situasi Maung Bandung yang seperti ini tak boleh dibiarkan, kapabilitas Robert sebagai pelatih yang pernah menjuarai Liga Indonesia bersama Arema pun mulai dipertanyakan.
(Tribunnews.com/Deivor)