TRIBUNNEWS.COM - Liverpool tentu bimbang, kehilangan Mohamed Salah dan Sadio Mane untuk memperkuat Negara di Piala Afrika 2022 tentuk bukanlah hal yang mudah.
Keduanya sangat vital untuk Liverpool dengan jurgen Klopp bahkan pernah mengeluhkan Piala Afrika yang digelar pada tengah-tengah kompetisi.
Tetapi, justru muncul sosok baru yang tidak kalah vital untuk permainan Liverpool: Diogo Jota.
Tidak ada yang melupakan permainannya ketika menghadapi Manchester United di awal musim in.
Baca juga: Pragmatisme Manchester United di Bawah Ralf Rangnick, Ubah Peran Ronaldo, Permudah Fred dan Bruno
Baca juga: Dilema AC Milan dari Theo Hernandez , Racikan Pioli, Peran Tonali dan Kessie, Pengorbanan Romagnoli
Dan tadi malam, dua golnya melawan Arsenal, benar-benar mengubah jalannya permainan.
Liverpool benar-benar ditekan selama 15 menit babak pertama, sebelum akslerasi dan kemampuan individunya bak magis untuk permainan The Reds.
Yang unik dari Diogo Jota, adalah kemampuannya untuk bermain dengan siapapun dan dalam posisi manapun.
Praktis, ini memudahkan Jurgen Klopp dalam menyusun tim, pasalnya, Diogo Jota bisa ditempatkan sebagai penyerang sayap ataupun penyerang utama di tim.
Menariknya, di awal karirnya, sangat tidak mudah untuk Diogo Jota.
Jorge Simao yang menjabat sebagai pelatih Pacos de Ferreira, awalnya meragukan talentanya, tetapi kerja keras dan kemauan Diogo Jota yang mengubah semuanya.
Bergabung ke Pacos pun tidak mempermudah langkah Diogo Jota, nyaris tidak ada agen yang ingin menaunginya, membuatnya baru memiliki agen di usia 19 tahun.
Mantan gelandang AC Milan dan Genoa, Judilson Mamadu Tuncará Gomes atau Pele, menceritakan betapa tekad besar Jota selalu sukses membuat pemain lain tercengang.
Pele dan Diogo Jota pernah bermain bersama di Pacos Ferreira, yang saat itu bermain di divisi dua Portugal.
"Kami bermain mengahdapi Sporting Lisbon, laga tidak mudah dan kami tidak berekspektasi apapun di laga ini," ujar Pele.