Di kompetisi Perserikatan, Persebaya mempunyai rivalitas dengan Persema Malang.
Sedangkan pada Galatama, Arema FC berseteru sengit dengan Niac Mitra Surabaya.
Singkatnya, peleburan kedua kompetisi itu (Perserikatan dan Galatama) pada tahun 1995 menjadi Liga Indonesia membuat Persebaya dan Arema menjadi tim favorit dari Surabaya dan Malang.
Rivalitas kedua tim semakin panas sejak tahun 1995 tersebut.
Tercatat ada beberapa insiden yang mewarnai sengitnya persaingan kedua tim dari sisi luar lapangan.
1. Insiden Nurkiman
Pada 26 Desember 1995, Persebaya melakukan laga tandang ke markas Persema Malang.
Pertandingan tersebut berlangsung sengit dan ketat, di mana tercermin juga dari hasil akhir laga.
Skor pertandingan 1-1 menjadi tanda berakhirnya duel antara Persebaya dan Persema.
Sayangnya, insiden yang mencoreng wajah sepak bola tanah air terjadi setelah laga usai.
Bus yang ditumpangi pemain Persebaya mendapat lemparan batu dari para pendukung Persema Malang, sebagaimana dikutip dari Wikipedia.
Lemparan tersebut membuat kaca bus pecah dan melukai pemain Persebaya.
Nurkiman, geladang serang milik Bajul Ijo, mendapat luka serius pada matanya lantaran terkena serpihan kaca.
Serpihan kaca teresbut pada akhirnya membuat mata kirinya mengalami kerusakan permanan dan ia mengalami kebutaaan pada sisi tersebut.
Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Persebaya vs Arema di BRI Liga 1: Marselino Absen, Kambuaya jadi Tumpuan