Penurunan performa barella bersama Inter jelas merupakan suatu masalah bagi Gli Azzuri, pasalnya ia merupakan bagian penting dalam kerangka tim yang Mancini siapkan.
Penampilan gelandang lainnya seperti Marco Veratti dan Manuel Locatelli juga tak secemerlang musim lalu.
Keduanya gagal membawa klubnya masing-masing (PSG dan Juventus) melaju ke babak 8 besar Liga Champions.
Di lini depan, Timnas Italia hanya bertumpu pada penyerang gaek berusia 32 tahun, Ciro Immobile.
Memang ia masih moncer tampil di Liga Italia dengan sukses menorehkan 23 gol, namun di kompetisi eropa, Immobile seperti kehilangan tajinya.
Ia hanya mampu menciptakan 4 gol dari 8 pertandingan dan gagal membawa Lazio lolos ke babak 16 besar.
Baca juga: Mau Depak Harry Maguire, Man United Punya Masalah Besar Gaet Rudiger, Araujo Jadi Alternatif?
Baca juga: Prestasi Mentereng Diogo Jota Bersama Liverpool Musim Ini, Mo Salah dan Suarez Lewat
Mancini sempat memiliki ide untuk kembali memanggil Mario Balotelli kedalam skuat Timnas Italia.
Namun di penghujung keputusan, nama Balotelli secara mengejutkan dicoret dengan alasan tak sesuai dengan skema yang ia terapkan.
Penyesalan mungkin berada di kepala Mancini sekarang, saat Immobile mengalami paceklik, ia tak memiliki striker pengganti yang kualitasnya tak kalah jauh.
Sampai-sampai, ia memasukkan Lorenzo Pellegrini yang berposisi asli sebagai seorang gelandang menjadi striker saat kekalahan melawan Makedonia Utara.
Jelas, kontra strateginya tersebut tak membuahkan hasil, Pellegrini bukanlah goal getter yang mampu emncetak gol di situasi krusial, perannya lebih mencolok sebagai gelandang yang mampu mencetak gol dari lini kedua.
Baca juga: Barcelona Menanggapi Potensi Kembalinya Leo Messi ke Barcelona, Begini Kata Penasihat Klub Barcelona
Baca juga: Kabar Transfer, Mo Salah Enggan Bertahan di Liverpool, Terbuka Buat Barca-PSG, Ronaldo Tetap di MU
Eks juru taktik Manchester City tersebut sebenarnya bermain dengan skema yang sama seperti ia mengantar Italia menjuarai Euro 2020.
Namun faktor cedera pemain dan menurunnya performa penggawa andalannya di klub menjadi masalah utamanya.
Timnas Italia memang mampu mengurung pertahanan Makedonia Utara dengan mengjasilkan 70% ball possesion.