TRIBUNNEWS.COM - Kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2022 barangkali masih menyisakan kesedihan di kalangan pecinta sepak bola.
Pasalnya, Italia termasuk negara yang memiliki sejarah dan pengaruh besar di dunia sepak bola.
Namun, pecinta sepak bola juga sebenarnya tidak asing dengan ketiadaan Italia di Piala Dunia.
Gli Azzurri pernah melakukan hal yang sama pada Piala Dunia 2018 lalu.
Baca juga: Di Balik Kegagalan Italia ke Piala Dunia, Jorginho Menangis, Roberto Mancini Minta Maaf
Jika melangkah lebih ke belakang, kiprah Negeri Pizza di Piala Dunia 2010 dan 2014 juga tak bisa dikatakan mentereng.
Mereka gagal melangkah dari fase grup dan harus mengubur impian menjadi juara dunia lagi.
Piala Dunia 2010 bisa dikatakan menjadi titik terkelam Italia dalam 12 terakhir.
Pasalnya mereka datang ke turnamen tersebut dengan status sebagai juara bertahan.
Baca juga: Deretan Timnas yang Gagal ke Piala Dunia Setelah Juara Piala Eropa, Italia Bukan yang Pertama
Namun Mario Ballotelli dkk malah tak bisa berbuat banyak dan gugur di fase grup.
Ini tentu menjadi pukulan telak bagi Organisasi Sepak Bola Italia atau FIGC.
Mereka mencoba berbenah setelah kegagalan memalukan tersebut.
Pada 2011, FIGC menunjuk legenda hidup Azzurri dan Inter Milan, Roberto Baggio untuk terlibat di organisasi.
Tak tanggung-tanggung, FIGC menunjuk Baggio sebagai Direktur Teknik, sebagaimana dikutip dari laman Football Italia.
Namun, ada isu yang santer merebak setelah penunjukkan Baggio tersebut.