"Statistik ini tidak pernah ada sebelumnya,"
"Begitulah cara Anda bermain jika Anda tampil maksimal, sebaik mungkin, membantu rekan satu tim Anda membuat proses bertahan dan menyerang lebih baik, itu sudah cukup,"
Apa yang dikatakan Pep bukanlah omong kosong belaka, hadirnya Grealish di lapangan saat melawan Atletico membuat serangan The Citizens makin rancak.
Bahkan, per catatan Squawka, pemain asal inggris itu menjadi pemain yang paling sering dilanggar pada pertandingan tersebut (6 kali) meski hanya bermain selama 23 menit
Sejak bermain bersama Aston Villa, pemain asal Inggris tersebut memang memiliki atribusi dalam hal penguasaan bola dan kemampuan dribel yang ciamik.
Grealish juga memiliki visi bermain yang tinggi, itu membuatnya seringkali bergerak ke tengah untuk menjadi seorang playmaker, bergantian dengan de Bruyne ataupun Bernardo Silva.
Hal tersebut membuat City mampu menguasai ball Possesion hingga 71% per pertandingannya.
Sterling tentunya tak bisa berperan seperti Grealish, pemain berpostur 170 cm itu lebih bertipikal sebagai winger murni yang mengandalkan kecepatan dan skill olah bola.
Perubahan skema yang diterapkan Guardiola membuat Sterling harus bersabar untuk bermain dari menit awal di tiap pertandingannya.
Meski ta terlalu menonjol, Grealish mampu menjawab kepercayaan Guardiola dengan baik.
Dilansir FBref, progressive passes Grealish berada di angka 5.13 tertinggi kedua setelah de Bruyne, dribbles completed Grealish juga berada di angka 2.55 berada di atas Raheem Sterling yang hanya berada di angka 2.21.
Grealish memang tak rajin mencetak gol untuk The Citizens, hanya 4 gol dan 3 assist dari 35 pertandingan.
Namun, hadirnya dia di sisi kiri Manchester City membuat serangan The Citizens lebih rancak.
Memasang Grealish dan de Bruyne berarti Guardiola memiliki dua pemain bertipe playmaker di sepertiga akhir.