TRIBUNNEWS.COM - Kepala Frank Lampard sedang pening bukan main menangani tim Liga inggris, Everton.
Sengaja didatangkan untuk menjadi juru selamat Everton dari ancaman degradasi, Lampard belum mampu menunjukkan magisnya dalam meracik strategi.
Justru sebaliknya, Everton terus menorehkan hasil minor dan membuat The Toffees menjadi tim Liga Inggris yang berada dalam jurang degradasi.
Baca juga: Scudetto Bukan Tujuan Utama, Pioli Sebut AC Milan Telah Sukses Wujudkan Cita-cita Musim Ini
Baca juga: Klasemen Top Skor Liga Inggris: Persaingan City & Liverpool Kian Panas, Kran Gol Salah Kembali Macet
Rekor Lampard bersama Everton begitu buruk, Richarlison dan kolega hanya mampu meraih 2 kemenangan dalam 8 laga mereka di Liga Inggris.
Terakhir, The Toffees menyerah dengan skor 2-0 menghadapi Liverpool dalam pekan ke-34 Liga Inggris pada Minggu (25/04/2022).
Baca juga: Hasil Liga Inggris Tadi Malam: Chelsea Menang Dramatis, Liverpool Jadi Penguasa Derby Merseyside
Baca juga: Kans Liverpool Juarai Liga Inggris: Gegenpressing Jurgen Klopp, Peran Mo Salah & Dua Bek Andal
Hasil tersebut membuat Everton kini terlempar di posisi 18 klasemen Liga inggris dengan hanya mengumpulkan 29 angka.
Mengalami 6 kali kekalahan, satu hasil imbang, dan hanya satu kemenangan dari 8 laga di Liga Inggris membuat kemampuan Lampard dalam meracik strategi mulai dipertanyakan.
Apalagi, notabennya sebagai juru taktik asal Inggris, semakin membuat khalayak ragu dengan etos kerjanya sebagai pelatih.
Faktanya, pelatih lokal asal Inggris memang dipandang sebelah mata oleh berbagai khalayak dan tim-tm besar.
Di tim big six saja, tak ada satupun yang ditangani oleh pelatih asli asal Inggris.
Sebenarnya, asa untuk menghadirkan pelatih lokal hebat pernah terlahir dalam diri Frank Lampard.
Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya, Chelsea.
Musim pertamanya bersama Chelsea berjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawa The Blues untuk finish di peringkat empat klasemen Liga Primer Inggris.
Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain-pemain muda.