Di tahun 2017, saat Nasri bermain untuk tim La Liga Spanyol, Sevilla. Nasri pergi ke Amerika Serikat untuk berlibur.
Ketika itu juga Nasri mengunjungi pusat medis Drip Doctors yang salah satu pendirinya adalah Jamila Sozahdah seorang dokter pribadi Nasri.
Di sana, Nasri diduga menerima infus sebanyak 500 mililiter air yang dicampur nutrisi yang diduga merupakan bahan doping.
Tak lama kemudian, hal tersebut pun diketahui oleh UEFA. Akhirnya, Pada 2018, UEFA membuat keputusan yang dengan memberi larangan bermain kepada sang pemain.
Ia dilarang bermain selama 18 bulan karena melanggar etika dan disiplin UEFA setelah melanggar aturan badan anti-doping dunia (WADA).
"Saya kehilangan satu tahun karier yang baru saja berjalan seperti itu, dan pada satu titik mereka berbicara tentang skorsing selama empat tahun," kata Nasri dilansir Sky Sports.
"Saya masih kecewa tentang hal itu karena saya tidak menggunakan zat apa pun," lanjutnya.
"Itu hanya dosis vitamin yang terlalu banyak, saya bisa melakukannya dalam dua hari, tetapi saya melakukannya hanya dalam satu hari, dan jadi saya menyesal karena sakit," pungkas pria asal Prancis tersebut.
Sebelum terkena musibah yang mematikan kariernya, Nasri juga sempat mengalami nasib sial, di tahun 2007 saat masih berkostum Marseille, Nasri divonis terkena penyakit meningitis.
Ia dirawat di rumah sakit selama dua minggu lamanya dan mengalami frustasi, ia mengira dirinya tak akan mampu melanjutkan karier cemerlangnya dan sempat berfikir akan meninggal.
“Saya mengalami meningitis dan hampir mati, tak ada orang-orang yang mendampingi saya," kata Nasri dilansir Get Fotball News France.
"Itu sangat buruk, saya hampir kehilangan semuanya, termasuk karir sepak bola saya, tapi Tuhan masih mencintai saya dan memberi saya kesembuhan," Pungkas pria berpostur 175 cm tersebut.
(Tribunnews.com/Deivor)