Skema 4-3-3 milik Sarri membuat pelatih asal Italia tersebut lebih memilih striker murni di tengah dan pemain cepat di sisi sayap.
Dybala yang lebih berperan sebagai striker bayangan kesulitan untuk beradaptasi, hingga akhirnya tak diberi kesempatan banyak untuk bermain.
Performa Dybala kian meredup dan sering diisukan akan meninggalkan klub.
Musim lalu, bersama Andrea Pirlo pun demikian, Dybala tak mampu memberi kontribusi seperti saat masih bersama Allegri.
Apalagi, ditambah seringnya Dybala mengalami cedera, itu membuat waktunya untuk beradaptasi bersama skema Pirlo harus terhambat.
Dybala mengalami masalah pada ligamen dan betis, cedera tersebut membuatnya harus absen lebih dari 120 hari.
Bersama Pirlo, Dybala tampil sebanyak 26 kali di seluruh kompetisi. Kontribusinya sangat minim, ia hanya mencetak 5 gol dan 6 assist.
Kembalinya Allegri
Setelah mengalami penurunan di dua musim terakhir, pulangnya Allegri di kursi kepelatihan Juventus sedikit mampu mengembalikan ketajaman Dybala.
Musim ini, sumbangan 15 gol dan 6 assist mampu Dybala ukir dari 37 pertandingan yang sudah ia jalani bersama Bianconeri di seluruh kompetisi.
Allegri tahu, pemain asal Argentina tersebut adalah sosok yang harus dipertahankan dan bukan disisihkan seperti sebelum-sebelumnya.
Allegri memang mengenal Dybala lebih dari pelatih lainnya. Dybala tak pernah mengecewakan meski bermain di berbagai peran, baik sebagai striker bayangan ataupun pencetak gol utama.
Walaupun selama dua musim ini sang pemain harus bergelut dengan cedera yang dialaminya, Allegri tetap memberi kepercayaan penuh bagi Dybala untuk mencuat.
Sayangnya, di tengah asa kebangkitan Dybala, ia justru bermasalah dengan kontraknya bersama Juventus dan memutuskan hengkang pada bulan Juni.
Alih-alih memberi kado perpisahan yang manis, justru Dybala gagal memberi satu pun gelar di musim terakhirnya bersama Bianconeri.
(Tribunnews.com/Deivor)