Pada musim 2020/2021 di bawah asuhan Mou, ia mencetak 17 gol.
Di awal musim 2021/2022 di bawah asuhan Nuno Espirito Santo, Son hanya mencetak empat gol dalam 13 pertandingan.
Tapi dengan kedatangan Conte, ia mampu mencetak 17 gol dalam 29 laga (dengan rata-rata 0,6 gol per pertandingan).
Son begitu baik mendalami perannya saat perubahan taktis yang dilakukan pelatih dalam permainan.
Termasuk ketika perannya diuntungkan dengan peran Harry Kane yang tampak lebih kerap menjebak lawan hingga memberikan ruang untuk Son.
Baca juga: Liga Inggris Malam Ini Derbi London Utara, Tottenham vs Arsenal, Penentuan 4 Besar Klasemen
Hal itu tidak hanya sekedar omongan, tetapi berdasarkan statistik umpan yang dilakukan Son ketika memberikan umpan saat di bawah tekanan pemain lawan.
Rasionya terus menurun dari lima musim terakhir.
Angka itu menunjukkan bagaimana dia mendapat ruang lebih besar dibandingkan mengcover atau membangun serangan.
Hal itu berbeda saat di bawah asuhan Pochettino yang memberikan peran kepada Son untuk lebih menguasai bola dalam fase permainan build-up.
Tipe permainan Son seperti ini sangat cocok untuk pelatih Jerman, Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp.
Akselerasi, dribbling, hingga kemampuan teknisnya mengolah bola dengan kecepatan.
Penampilan Son jelas membantu Tottenham bersaing di Liga Inggris musim ini.
Spurs bersaing ketat dengan Arsenal untuk finis di empat besar klasemen Liga Inggris unuk mendapatkan tiket Liga Champions.
Malam nanti, Son bisa meneruskan tren positifnya mencetak gol sekaligus mendekati raihan Mohamed Salah.
Dalam 3 laga terakhir, Son sudah mencetak 3 gol dan satu assist termasuk cetak gol ke gawang Liverpool pekan lalu.
Baca juga: Malam Krusial Arsenal di Liga Inggris, Sinyal Peringatan Arteta Permalukan Publik Spurs
(Tribunnews.com/Sina)