News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Kegagalan Scudetto Inter, Egoisme Simone Inzaghi, dan Hebatnya Pragmatisme AC Milan

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gelandang Inter Milan asal Kroasia Ivan Perisic (tengah) meninggalkan lapangan setelah cedera saat pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Sampdoria pada 22 Mei 2022 di stadion Giuseppe-Meazza (San Siro) di Milan.

TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan gagal mempertahankan gelar scudetti yang berhasil mereka raih di musim lalu.

Sempat menjadi penguasa klasemen di awal hingga pertengahan musim, pasukan Simone Inzaghi itu justru disalip AC Milan.

Faktornya, di tengah partai-partai krusial untuk meraih scudetto, Inter Milan justru banyak kehilangan poin sempurna.

Sebelum dikalahkan Bologna di giornata 34, mereka pernah di tahan imbang oleh Torino di giornata 28 dengan skor 1-1.

Inter Milan lagi-lagi hanya bermain imbang melawan tim papan tengah, Fiorentina dengan skor yang sama pada giornata 29.

Gelandang Inter Milan asal Italia, Nicolo Barella (tengah) melakukan selebrasi dengan bek Inter Milan Slovakia Milan dari Skriniar (CR) dan penyerang Inter Milan Lautaro Martinez (kiri) setelah membuka skor pada pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by FILIPPO MONTEFORTE / AFP) (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Baca juga: Liga Italia: Sambil Banting Meja, Zlatan Ibrahimovic Sindir Inter Milan

Baca juga: Berita Milan, Rafael Leao-Mike Maignan Terbaik, Skuad Juara Termuda Menanti 4.033 Hari

Sebelum tiga hasil mengecewakan tersebut, Penampilan Inter Milan juga mengalami penurunan yang drastis.

Nerazzurri sempat mengalami paceklik dengan gagal mencetak gol di empat laga beruntun baik di ajang kontinental maupun domestik.

Jika dikalkulasi, Inter Milan telah gagal mencetak gol di empat laga beruntun saat melawan Liverpool, Sassuolo, Genoa, dan AC Milan.

Namun, alih-alih bergegas mencari obat penawar, sang juru taktik, Simone Inzaghi justru tak terlalu memusingkan hal tersebut, ia beranggapan bahwa anak asuhnya telah bermain menekan dan tampil dominan.

“Saya sadar akan ada berita besar, jika kami tak mencetak gol pada empat laga. Tetapi, kami tengah mengerjakannya. Kami memiliki striker bertalenta yang segera berada dalam kondisi bagus,” kata Inzaghi dilansir Football Italia.

“Tentu ada efek psikologis, karena kami terus menekan dengan intensitas tinggi selama November, Desember, dan Januari," lanjutnya.

Optimisme Inzaghi sebenarnya sempat terbukti, Inter mampu meraih 5 kemenangan beruntun setelahnya.

Namun, secara permainan, Inter banyak mengalami penurunan dibandingkan dengan superioritas mereka di awal musim yang mampu meraih kemenangan dengan skor mencolok.

Ya, degradasi performa yang dialami Nerazzurri memang menjadi hal yang mengejutkan, pasalnya mereka selalu tampil agresif dan menjadi tim produktif sejak awal musim.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini