Inter Milan hingga saat ini menjadi tim dengan jumlah gol paling banyak di Liga Italia dengan dulangan 81 gol dari 37 pertandingan.
Pertanyaannya, apa yang membuat Nerazzurri mengalami penurunan performa di partai-partai krusial?
Simone Inzaghi dikenal sebagai pelatih idealis dengan skema yang ia usung.
Di seluruh pertandingan Nerazzurri musim ini ia selalu bermain dengan skema 3-5-2.
Tak pernah ada kontra strategi yang ia lakukan dengan bermain memakai empat bek ataupun menggunakan 3 striker di depan.
Lawan pun mulai mampu membaca permainan dan titik lemah Inter Milan, permainan kolektif yang diusungnya diakali lawan dengan bermain lebih menekan di area tengah.
Dilansi FBref, di 17 pertandingan Inter Milan terakhir, mereka hanya mampu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 57.14 % .
Jauh turun dibanding pertandingan yang sudah dijalani Nerazzurri dalam partai-partai sebelumnya.
Pasukan Inzaghi itu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 60.1 % .
Dengan ditekannya lini tengah Inter Milan maka kesempatan mereka untuk mengalirkan bola ke depan pun makin sedikit.
Kombinasi yang biasa dilakukan Barella dan Calhanoglu untuk melayani dua striker di depan pun mulai menurun intensitasnya.
Striker yang paling sering dimainkan Inzaghi adalah Edin Dzeko dan Lautaro Martinez, keduanya merupakan pemain yang memiliki tipikal target man dan membutuhkan pelayan untuk mencetak rentetan gol.
Jika tak ada kreativitas dan sumber umpan yang matang dari lini tengah, maka torehan gol mereka pun juga ikut menurun.
Masalah seperti ini tak boleh dibiarkan Inzaghi jika ingin mempertahankan gelar Liga Italia dan membawa Nerazzurri lebih berprestasi di musim pertamanya menjadi juru taktik.
Baca juga: Selain Real Madrid, Liverpool Juga Ingin Rekrut Kylian Mbappe, The Reds Klub Favorit Ibu Mbappe
Baca juga: Gareth Bale Ditawarkan Real Madrid ke Atletico dengan Status Bebas Transfer tapi Mereka Menolaknya