Ia tak segan memberi umpan kepada Mane dan Mo Salah ketika memiliki kesempatan lebih baik untuk mencetak gol, tugasnya memang demikian.
Itulah yang menjadi alasan seorang Firmino mampu menjadi penyerang tengah yang maksimal dalam taktik Klopp, ia adalah sutradara dalam skema mantan pelatih Brussia Dotrmund tersebut.
Kemampuan Firmino dalam merebut bola juga dijadikan senjata untuk Jurgen Klopp memulai serangan dari pertahanan lawan.
Kebanyakan gol Liverpool memang hasil dari skema pressing tinggi ke pertahanan lawan.
Dan yang menjadi perebut bola pertama adalah seorang pemain depan yang diisi oleh Firmino.
Dengan mampu merebut bola dari pemain bertahan atau tengah lawan, pemain depan Liverpool dapat langsung masuk ke kotak penalti dengan kecepatannya, lalu mencetak gol.
Dilansir FBref, catatan pressures Firmino per pertandingan mencapai angka 19,1 per pertandingan.
Sedangkan blocks dan tackles pemain berpostur 181 cm itu berada di angka 1.77 dan 2.21 per pertandingannya.
Statistik tersebutlah yang membuat Roberto Firmino seringkali dianggap sebagai striker defensive.
“Roberto (Firmino) mencetak gol, namun sejujurnya yang paling membuat saya bergairah adalah hal-hal yang ia lakukan dalam proses gol itu," ucap Jurgen Klopp dilansir laman resmi Liverpool.
"Dalam nyaris setiap serangan balik, ia merebut bola. Dengan ada di mana-mana, dengan bersikap sedikit menyebalkan, sedikit ini, sedikit itu; bagi kami itu penting,” lanjutnya.
Peran Firmino begitu krusial bagi Liverpool di setiap pertandingannya, kemampuan pressing dan visi bermain mantan pemain Hoffenheim jelas akan dijadikan Klopp sebagai senjata.
Sisi lain, kecerdikannya dalam memanfaatkan ruang di antara barisan gelandang dan pemain bertahan bisa menjadi awal terciptanya lubang di area pertahanan lawan.
Lubang inilah yang kemudian menjadi jalan masuk bagi Sadio Mane dan Mohammed Salah bahkan Diogo Jota untuk mencetak gol bagi Liverpool.
Dengan kondisi fisiknya yang telah kembali fit, Firmino akan selalu turun ke lapangan dan memainkan peran normalnya. Tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi jembatan serangan Liverpool.
The Reds jelas membutuhkan atribut spesialnya untuk mengalahkan Real Madrid merengkuh trofi Liga Champions.
(Tribunnews.com/Deivor)