TRIBUNNEWS.COM - Tak ada yang menyangka nasib apes beruntun menimpa Timnas Italia sejak berhasil menyegel status sebagai penguasa Eropa pada tahun lalu.
Keberhasilan Timnas Italia menjadi jawara Euro 2020 sempat digadang-gadang menjadi titik balik performa Gli Azzurri setelah absen di Piala Dunia 2018.
Hanya saja ekspetasi tinggi terhadap performa dan prestasi Timnas Italia setelahnya malah berjalan tidak sesuai dengan harapan.
Berbagai nasib apes malah mengiringi perjalanan Timnas Italia asuhan Roberto Mancini sejak mencatatkan prestasi luar biasa di panggung Euro 2022.
Kegagalan lolos kualifikasi Piala Dunia 2022 hingga performa buruk di UEFA Nations League menjadi rentetan nasib apes yang menimpa Gli Azzurri.
Baca juga: Rekap Hasil UEFA National League, Hungaria Hancurkan Inggris, Jerman Gasak Italia 5-2
Baca juga: Efek Rotasi Brutal Didier Deschamps, Timnas Perancis Tak Berkutik di UEFA Nations League
Di panggung Kualifikasi Piala Dunia, Timnas Italia secara tak terduga gagal tembus babak utama lantaran kalah lagi.
Kekalahan mengejutkan melawan Makedonia Utara membuat para pemain Italia menangis untuk kedua kalinya lantaran gagal tampil di panggung Piala Dunia 2022.
Setelah kekalahan tersebut, Timnas Italia kembali mendapatkan luka saat dipermalukan Argentina dengan skor tiga gol tanpa balas di Finalissima 2022.
Kekalahan tersebut membuat Italia harus rela melihat Timnas Argentina lebih berhak mengangkat trofi Finalissima di Stadion Wembley, bulan lalu.
Baca juga: Luka Perih Inggris & Prancis di UEFA Nations League, Sinyal Bahaya Songsong Piala Dunia 2022
Terbaru, Timnas Italia kembali meraih hasil buruk dalam turnamen lain yang bertajuk UEFA Nations League.
Timnas Italia secara mengejutkan harus menelan kekalahan pahit saat ditumbangkan Jerman dengan skor 5-2.
Dilansir Opta, Italia telah kebobolan lima gol alias lebih untuk pertama kalinya sejak 12 Mei 1957, saat mereka ditumbangkan Yugoslavia dengan skor 1-6 di Piala Internasional Eropa Tengah.
Artinya Timnas Italia terakhir kali kebobolan lima gol atau lebih tepatnya 65 tahun silam.
Hal itu menandakan bahwa kekuatan Italia yang mengandalkan taktik bertahan runtuh seketika dengan banyaknya jumlah gol yang bersarang ke gawangnya tersebut.