Oleh Wina Armada Sukardi,
Analis sepak bola
Kemenanan besar kesebelasan U-19 Indonesia 7- 0 atas kesebelasan Brunai, dan hasil seri 0-0 melawan Thailand dalam kejuaraan AFF U-19, sama sekali tidak menafikan, passing atau operan para pemain Indonesia memang masih sangat buruk.
Nampak jelas sekali, para pemain Indonesia belum memguasai faktor mendasar bagaimana seharusnya seorang pemain melakukan passing dengan benar.
Begitu banyak kesalahan mendasar dari pemain Indonesia dalam menjalankan passing. Kesalahan elementer pertama passing yang dilakukan pemain Indonesia sudah sangat kasat mata: tidak akurat.
Passing atau operan pemain Indonesia sering tidak sampai kepada pemain yang dituju. Passing tersebut terlalu lemah, atau sebaliknya malah terlalu keras. Tak hanya itu, keterlaluannya, passing pemain Indonesia justru sering juga salah alamat diterima pemain lawan.
Dalam hal ini, pemain Indonesia seperti tidak tahu bagaimana menyepak bola supaya tepat sasaran. Arahnya keliru, atau kecepatannya tidak cukup sampai pemain yang dituju. Sebaliknya malah terlampau keras sampai tak dapat dijangkau oleh yang diberi umpan.
Ini soal sangat mendasar. Tidak bisa tidak, para pemain Indonesia harus diberikan pelajaran secara elementer, bagaimana melakukan passing yang benar.Mungkin perlu ada satu atau dua hari sesi khusus pemain diberikan perbaikan cara melalukan passing.
Kesalahan berikutnya, pemain Indonesia kurang punya visi kepada siapa sebaiknya passing diberikan. Apalagi memang pemain Indonesia kurang memiliki kebiasaan mendekati diri kepada pemain yang sedang menguasai bola, sehingga mempersulit pemain tidak dapat memberikan passing kepada pemain yang bebas dari lawan.
Walhasil, sering kali pemain memberikan passing ke ruang kosong atau kepada pemain yang justeru dijaga oleh lawan. Terkadang bahkan passing malah “diberikan” kepada lawan.
Para pemain Indonesia harus diberikan pemahaman, selain passing harus akurat, juga perlu diberikan kepada pemain yang tidak terkawal, juga ditujukan untuk mengacaukan komposisi pemain lawan, terutama dalam penyerangan.
Selanjutnya terlihat jelas pemain Indonesia tak begitu tak faham tujuan passing. Hal ini terutama terlihat pada para pemain belakang. Passing pemain belakang seharusnya pertama-taman ditunjukkan untuk pengamanan wilayah pertahan kita. Passing menghindari dari keadaan yang lebih buruk.
Setelah itu passing pemain belakang untuk ikut membangun serangan. Passing mempersiapkan penyerangan. Membuka ruang agar dapat peluang. Setidaknya komposisi pemain lawan menjadi terbuka atau melemah.
Khusus untuk pemain belakang Indonesia, passingnya sering benar-benar “ngawur,” dan pemain seperti bingung dan,pemain seperti terjangkit, maaf, “hilang akal sesaat.” Kenapa?