"Mungkin beberapa waktu lalu mereka sedikit belum terbiasa rengan bagaimana cara orang Eropa melakukannya. Saya melihat mereka cepat belajar dan paham yang saya inginkan," lanjutnya.
Jan melihat banyak perbedaan antara kultur sepak bola Indonesia dan Eropa, terkhusus di negara asalnya, Republik Ceko.
Baca juga: Fakta Persija Sikat Rans Nusantara, Permainan Kelas Dunia, Trio Kudela-Behrens-Krmencik Borong Gol
"Republik Ceko atau pun sepak bola Eropa lebih fokus dalam segi keatletisan dan strategi. Sementara di Indonesia lebih fokus pada performa individu daripada h taktikal," ungkap Jan.
"Tapi selama saya melatih Persija Jakarta, saya melihat tim ini sangat cepat belajar dan mereka sudah mulai terbiasa dengan arahan pelatih," tuturnya.
Selain Adre Arido Geovani, Risky Muhammad Sudirman, hingga Andritany Ardhiyasa, Persija Jakarta masih memiliki satu kiper yang memiliki reputasi yang menjanjikan.
Cahya Supriadi yang kini masih berlabel kiper Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19, kini belum bisa bergabung dengan Macan Kemayoran, karena baru saja mengemban tugas di Piala AFF U-19 2022.
Atas pernyataan Jan Klima yang menyebut tidak ada yang paling menonjol, menjadi kode kalau siapapun bisa menjadi kiper utama di Persija Jakarta.
Jam terbang mungkin bisa jadi ukuran, namun dalam perjalanan kompetisi, Persija akan mengandalkan semua pemain untuk bisa menampilkan kemampuan secara konsisten.
So, mungkinkah Cahya Supriyadi bisa menggeser Andritany dari posisi kiper nomor satu Persija? Ya, bisa saja. (Alfarizy AF/M39)