TRIBUNNEWS.COM - Isco Alarcon menjadi pemain mentereng yang masih berstatus tanpa klub hingga sekarang setelah dilepas Real Madrid.
Ya, karier Isco Alarcon di Real Madrid begitu meredup di tiga musim terakhir.
Bukan karena faktor cedera, namun menyoal adaptasi juru taktik Real Madrid dengan gaya bermain sepak bola modern.
Baca juga: Boyong Bintang Liga Inggris & Panglima AC Milan, Barcelona Ancam Takhta Real Madrid
Zinedine Zidane dan Carlo Ancelotti yang menjadi pelatih paling mengkilap Los Blancos, sama-sama menyingkirkan Isco dari sistem permainan yang mereka pakai.
Pemain asal Spanyol itu adalah tipikal pemain nomor 10 murni yang mengandalkan intelegensi dan kecerdasan dalam bermain.
Isco tak banyak melakukan pressing di lini tengah, etos kerja-nya pun hanya menonjol saat membantu penyerangan.
Saat bertahan tipikal pemain nomor 10 seperti Isco lebih banyak berjalan ketimbang melakukan mengejar bola hingga ke jantung pertahanan.
Di sepak bola modern, kebutuhan akan gelandang box to box dengan kemampuan bertahan dan menyerang sama baiknya menjadi favorit para juru taktik elite untuk menerapkan sistem permainan terbaik.
Di Real Madrid, Isco menjadi gelandang yang paling sedikit mendapatkan menit bermain, yaitu hanya di angka 276 menit selama satu musim.
Sepakbola Modern Buat Tipikal Pemain seperti Isco Terlupakan
Nama Isco kalah bahkan kalah dengan Federico Falverde, Camavinga, dan Ceballos perihal kesempatan bermain.
Ya, seiring berjalannya waktu, semakin terbukti bahwa sepak bola telah berkembang lebih banyak, dan peran pemain nomor 10 mulai memudar dari permainan sepak bola modern.
Trequartista diberikan kepada pemain yang paling kreatif, mahir dalam hal membagi bola dan mencetak gol dari lini kedua.
Deco di Porto, Juan Riquelme di Villareal dan Mesut Ozil di Arsenal (Kepelatihan Wenger) adalah contoh paling nyata dari peran nomor 10 dalam sepak bola.