TRIBUNNEWS.COM - Casemiro saja tidak cukup, Manchester United perlu Frenkie De Jong untuk stabilitas lini tengah permainan mereka.
Di Real Madrid, Casemiro telah memenangkan segalanya, termasuk lima trofi Liga Champions bersama rekan kejayaannya, Luka Modric dan Toni Kroos.
Ketiganya membentuk 'segitiga bermuda' dalam permainan Real Madrid, di mana satu sama lainnya saling melengkapi.
Namun, bukan berarti Casemiro tidak memiliki celah, dengan karakter dan pola kompetisi Liga Inggris yang lebih kompetitif dan lebih cepat, apakah bisa Casemiro menopang beban lini tengah Manchester United tanpa rekan yang bisa meringankan bebannya?
Baca juga: Kedatangan Casemiro ke Manchester United Tak Otomatis Menyelesaikan Masalah, Begini Kata Louis Saha
Pertanyaan muncul, apakah pembelian Casemiro tepat untuk Manchester United.
Tim Setan Merah merogoh kocek yang cukup dalam untuk mendapatkan pemain Brasil ini.
Belum lagi perkara gaji yang menempati peringkat 3 setelah Cristiano Ronaldo dan De Gea.
Casemiro dibayar 350 ribu poundsterling per minggu.
Bersama Carlo Ancelotti, segitiga bermuda Real Madrid itu mencuat, Casemiro, Luka Modric, dan Toni Kroos menyemarkan keterbatasan masing-masing karena saling melengkapi.
Casemiro lebih nyaman bertahan di dekat kotak pertahanan timnya, dan itu begitu penting untuk memberikan perlindungan untuk timnya.
Namun, ia tidak memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menggiring bola dan kecepatan fisiknya dalam berlari, tidak seperti Modric dan Kroos yang menjadi pelengkapnya.
Tapi lagi-lagi, Casemiro menawarkan sesuatu yang bisa menjadi pelengkap, kedinamisannya menjadi nilai plus untuk menjadi tumpuan tim.
Carlo Ancelotti melanjutkan apa yang telah dilakukan Zinedine Zidane dari trio segitiga bermudanya itu.
Tidak seperti era Rafael Benitez yang sempat berpolemik dengan presiden klub Florentino Perez soal duet lini tengah Real Madrid.
Perez menginginkan Toni Kroos berduet dengan James Rodrigues atau Isco, dari tulisan Guillem Balague, BBC.
Ketiganya tidak memiliki keseimbangan dan kesadaran bertahan seperti yang diharapkan.
Oleh sebab itu, memberikan tepat kepada Casemiro adalah keputusan yang tepat dari keseimbangan lini tengah Real Madrid.
Masa bakti Rafael Benitez tidak lama dengan Real Madrid yang kemudian digantikan dengan Zidane.
Bersama Zidane, ia membuktikan hal itu, menutupi keterbatasan pertahanan Real Madrid dengan menurunkan Casemiro.
Casemiro tampil dalam 11 pertandingan Liga Champions sebelum menghadapi Atletico Madrid di partai puncak dalam duel 120 menit.
Casemiro tampil full time memberikan kenyamanan sebelum Madrid memenangkan trofi si Kuping Besar yang kesebelas dalam sejarah.
Akankah Cocok dengan Filosofi Erik Ten Hag?
Erik Ten Hag menginginkan pressure tinggi dengan garis pertahanan tinggi dari timnya.
Ini bakal menjadi ujian bagi Casemiro dengan kecepatan yang dia miliki, termasuk dengan karakter permainan tim Liga Inggris yang begitu cepat.
Manchester United bisa kewalahan jika mendapat tekanan ketika melawan Manchester City, Liverpool, ataupun Arsenal yang begitu dominan dalam penguasaan bola dan pressing tinggi dalam permainan mereka.
Hal itu bisa menjadi masalah bagi Manchester United ketika berhadapan dengan tim dengan karakter di atas jika Casemiro dituntun untuk menggiring bola.
Ancelotti terkadang memberikan instruksi kepadanya untuk lebih maju dalam lini tengah yang ofensif.
Dan hasilnya, Casemiro mencetak tujuh gol, dia memiliki keunggulan dalam shooting yang keras dan sundulan yang terarah.
Dia dirijen lini tengah dan pemenang yang membaca pemainan dengan sangat baik, namun dikembalikan lagi, bagaimana dia berfungsi dalam sistem yang dijalankan oleh Erik Ten Hag, dalam ulasan media di atas.
Pendapat Guillem Balague dikomparasikan dengan statistik yang menunjang Casemiro dalam keunggulannya bertahan.
Casemiro unggul dari segi intersep, duel, tekel, serta passing dibandingkan Fred, McTominay, hingga Bruno Fernandes.
Namun dalam hal menciptakan peluang dan dribel, angkanya tidak jauh berbeda dengan Fred dan Van de Beek yang kurang mendapatkan menit bermain.
Jika Erik ten Hag memainkan Casemiro dalam formasi 4-2-3-1 bersama Fred atau McTominay, ia memiliki lini tengah yang unggul dalam fisik tetapi tidak memiliki kontrol.
Jika dimainkan bersama Eriksen dan Bruno Fernandes yang berada di depan Casemiro, Manchester United akan memiliki kontrol tetapi kurangnya fisik.
Kehadiran Casemiro sejatinya akan membuat perbedaan dalam skuat Setan Merah dengan atribut yang dia miliki.
Namun, Erik Ten Hag perlu meningkatkan kualitas lini tengah mereka.
Untuk itu, menurut Guillem salah satu upaya melengkapi lini tengah Manchester United dengan mendatangkan Frenkie de Jong dari Bacelona.
(Tribunnews.com/Sina)