TRIBUNNEWS.COM - Kehilangan Franck Kessie yang memutuskan untuk hengkang ke Barcelona nyatanya tak memberi efek berarti bagi AC Milan di musim ini.
Di Liga Italia, AC Milan belum pernah merasakan satu pun kekalahan hingga pekan yang kelima.
Anak asuh Stefano Pioli itu sukses memenangkan pertandingan Liga Italia sebanyak tiga kali dan merasakan dua kali hasil imbang.
Baca juga: Teruntuk Bayern Munchen, AC Milan Sudah Kasih Tutorial Cara Tundukkan Inter Milan
Terakhir, dalam laga bertajuk derby Della della Madonnina menghadapi Inter Milan, Rossoneri sukses memetik tiga poin dengan mengalahkan pasukan Simone Inzaghi itu lewat skor 3-2.
AC Milan saat ini pun bertengger di peringkat dua klasemen Liga Italia atas kumpulan 11 angka.
Olivier Giroud dan kolega hanya kalah agresivitas gol dari sang pemuncak klasemen, Napoli.
Kans untuk mempertahankan scudetto pun berada di pundak AC Milan meski harus kehilangan sang regista andalan, Franck Kessie.
Pioli tentu tak ambil pusing dengan hengkangnya pemain asal Pantai Gading itu, dalam skuad, Rossoneri memiliki dua panglima perang elite di lini tengah.
Adalah Sandro Tonali dan Ismael Bennacer, dua regista yang menjadi denyut nadi dan sutradara handal dalam mengatur tempo permainan AC Milan.
Peran Sandro Tonali di AC Milan
Mereka berdua bahu membahu menjadi tumpuan di lini tengah Rossoneri, baik saat dipasangkan, ataupun bermain bergantian mengawal lini tengah Rossoneri. Keduanya selalu mampu menampilkan permainan yang mengesankan.
Banyak yang menyebut Tonali merupakan titisan Andrea Pirlo, dari posisi, cara bermain dan gaya rambutnya yang memang 11 12 dengan Pirlo.
Nyatanya, kemiripan tersebut bukan sekedar omongan belaka, dari segi kemampuan, Tonali punya kans untuk menjadi salah satu gelandang komplet yang dimiliki Milan.
Visi bermainnya sangat baik, ia juga memiliki kemampuan passing dan dribel yang mumpuni.
Kemampuan passing dan dribel Tonali membuat aliran bola di lini tengah menjadi lebih encer.
Tonali dapat membantu Milan keluar dari pressing lawan ketika menerima bola di kedalaman.
Baca juga: David Moyes Marah Kepada Pengendali VAR Karena Gol Pemainnya Dianulir Sehingga West Ham Kalah
Sejauh ini, Tonali sebagai gelandang memiliki akurasi passing yang apik, yakni ada di angka 87.6 persen.
Tak cuma itu, progresi umpan lambungnya juga mentereng yaitu di angka 15.11, ia hanya kalah dari gelandang Inter Milan, Marcelo Brozovic.
Kemampuan bertahan dan etos kerja Tonali juga sepantasnya mendapatkan pujian, ia menjadi penghalau serangan lawan dari lini tengah. Pioli yang sering bermain pragmatis bagi mengandalkan kinerga gelandangnya dalam urusan bertahan.
Catatan pressures Tonali berada di angka 19.12 per pertandingan, sedangkan catatan blocks eks pemain Brescia ini berada di angka 2.14 per pertandingan.
Tonali begitu ngotot dalam bermain, ia tak pernah berhenti berlari untuk mengalirkan bola dari tengah, sang pemain juga tak lupa akan tugasnya membantu Milan dalam bertahan.
"Jika bisa memiliki kemampuan para legenda, aku akan jadi pemain yang sempurna. Kupikir aku punya kesamaan dengan Pirlo,"
"Namun, aku pun selalu ngotot dalam bermain. Jadi, aku juga punya sedikit Gattuso dalam diriku," kata Tonali dilansir Football Italia.
Pioli memang pantas sumringah, kedalaman skuat Milan di lini tengah tak perlu diragukan lagi, ia juga memiliki satu regista handal untuk mendongkrak efisiensi skema yang diusungnya.
Keserbabisaan Ismael Bennacer
Ismael Bennacer adalah jawaban saat Milan membutuhkan keseimbangan dan kreatifitas permainan.
Pemain berdarah Aljazair tersebut memiliki karakter permainan ofensif dan apik dalam hal mengatur tempo serangan.
Bennacer di Milan bermain sebagai penghubung antara lini tengah dan depan, ia kerap turun menjemput bola kemudian melakukan progresi ke depan dengan umpan-umpan pendek dan melakukan dribel untuk menerobos lini tengah lawan.
Pass completion sang pemain berada di angka 86 persen per pertandingan, kemampuan dribelnya juga mengesankan, dribbles completed pemain berusia 24 tahun tersebut berada di angka 2.02 per pertandingannya.
Dengan atribut semegah itu membuat Bennacer bermain begitu ofensif, ia juga sering dimainkan Pioli untuk menjadi playmaker yang mendongkrak lini depan Milan saat mengalami kebuntuan.
Baca juga: Berita Liga Italia - Udinese vs AS Roma: Batu Loncatan Awal Andrea Belotti di Skuad Jose Mourinho
Bahkan, kehebatan Bennacer juga pernah mendapatkan pujian dari Cristiano Ronaldo saat keduanya masih bermain untuk Empoli dan Juventus.
"Saya sangat kagum dengan pemain Empoli yang bernomor punggung 10 (Bennacer), dia bisa menjadi seorang pemenang di masa depan," kata kapten Timnas Portugal tersebut dilansir Football Italia.
Apa yang dilontarkan Ronaldo dua tahun lalu pun perlahan mampu dibuktikan Bennacer, mentalitas bertandingan dan kontribusinya untuk AC Milan terus memberikan hasil positif untuk Rossoneri.
Ya, Ismael Bennacer dan Sandro Tonali adalah jawaban ketika AC Milan membutuhkan kreativitas serta keseimbangan di lini tengah.
Dalam skema 4-2-3-1 yang dipakai Pioli, Bennacer dan Tonali harus saling terhubung, lewat kemampuan bertahan dan menyerang yang baik dari keduanya, Ac Milan seharusnya mampu melakukan transisi bertahan ke menyerang dengan baik.
Tak hanya itu, pergerakan dan penempatan posisi Bennacer dan Tonali dapat membuat Rossoneri memiliki banyak opsi saat membangun serangan dari belakang.
Keduanya dapat membuka jalur umpan dan memudahkan para pemain bertahan Milan untuk melakukan passing dari kaki ke kaki.
Bennacer dan Tonali juga mampu membuat serangan Milan lebih bervariasi dan agresif. Keduanya memiliki visi bermain dan dribel yang mumpuni untuk merusak sistem pertahanan lawan.
Di saat Franck Kessie kesulitan mendapatkan menit bermain bersama klub barunya, Barcelona. Tonali dan Bennacer sukses membuat AC Milan dengan cepat move on darinya.
(Tribunnews.com/Deivor)