Bung Towel Soroti Dugaan Lokalisir Kesalahan Tragedi Kanjuruhan, Kenapa Tak Ada Orang PSSI yang Jadi Tersangka?
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat sepak bola Tanah Air, Tommy Welly, menyoroti dugaan upaya melokalisir kesalahan hanya pada satu pihak pada Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pasca-laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022).
Dugaan lokalisir kesalahan pada Tragedi Kanjuruhan, kata Tommy Welly, yaitu Komite Disiplin (Komdis) kepada panitia penyelenggara.
Dia mengingatkan, PSSI jangan sampai melokalisir kesalahan hanya pada Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC dan federasi harus ikut bertanggung jawab pada tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Security Officer Perintahkan Steward Tinggalkan Pintu Stadion Saat Insiden
Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema vs Persebaya Buka Suara: Sudah Ingatkan Polisi Soal Gas Air Mata
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah memutuskan bahwa Panpel Arema FC bersalah pada tragedi saat pertandingan Arema vs Persebaya tersebut.
Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo juga telah menetapkan enam tersangka dalam kejadian tersebut, termasuk Ketua Panpel Arema FC, AH, dan Dirut PT. LIB, AHL.
Meski begitu, Tommy Welly menduga, ada upaya melokalisir kesalahan hanya pada satu pihak.
"Kemarin waktu Komdis memutuskan hasil investigasi hanya Panpel, saya menduga jangan-jangan ini hanya ingin melokalisir yang salah, di Panpel saja," ujar sang pengamat dikutip dari sebuah acara debat di MetroTV pada Kamis (6/10/2022) malam WIB.
Baca juga: Dirut PT LIB Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Bung Towel Sebut Masuk Akal, PSSI Hormati Proses
Walau ia menyebut pada akhirnya Kapolri juga telah menyatakan Direktur PT LIB sebagai tersangka, hal ini tak membuat PSSI seharusnya lepas tanggung jawab.
"Maksudnya, lokalisir di sini adalah jadi hanya Panpel saja yang bersalah," tambah pria yang akrab disapa Bung Towel tersebut.
Bung Towel juga mengatakan ada pasal yang membuat PSSI bisa melepas tanggung jawab, jadi federasi seakan-akan melempar seluruh tanggung jawabnya pada Panpel.
Namun menurut Bung Towel, melihat jumlah korban dan skala dari tragedi ini, seharusnya pendekatan investigasi terhadap tragedi ini tidak bisa dilakukan dengan cara biasa.
"Buat saya ini tidak boleh sekedar kasus biasa, kasus disiplin dalam sepak bola yang biasa ditangani oleh Komdis," tambah Bung Towel yang mengatakan ini kasus luar biasa (extraordinary).
"Dalam sejarah sepak bola modern, semua mata lihat Indonesia dengan jumlah korban yang begitu luar biasa, artinya pendekatan kita tidak boleh normal seperti itu," kata Bung Towel.