PSSI Mulai Gelar Rapat Perdana Satgas Transformasi Sepakbola, Posisi Iwan Bule Dilindungi Statuta
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) transformasi sepakbola Indonesia bentukan PSSI mulai bekerja.
Hari ini, Jumat (21/10/2022) Satgas transformasi yang terdiri dari PSSI dan pemerintah menggelar rapat perdana.
Kementerian yang terlibat dalam satgas ini yakni Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Polri dan mendapat dukungan dari FIFA dan AFC.
Baca juga: Pemeriksaan Polisi ke Ketua Umum PSSI dan Wakil, Iwan Bule Irit Bicara, Iwan Budianto Ditanyai 5 Jam
Baca juga: Tanggapi Rekomendasi TGIPF, Exco PSSI Ahmad Riyadh: Tidak Ada Percepatan KLB!
“Satgas atau Tim Gugus Tugas ini dibentuk untuk transformasi sepak bola Indonesia seperti yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo. PSSI bekerja bersama pemerintah untuk memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia dan memastikan tragedi di Kanjuruhan tidak terjadi lagi,” kata Mochamad Iriawan.
FIFA dan AFC berkomitmen untuk mendukung dan membantu PSSI saat situasi seperti ini. Mereka akan membantu di bidang keselamatan, keamanan, infrastructure stadion serta kampanye pendukung.
Baca juga: Aremania Berbaju Hitam Turun ke Jalan, Serukan Revolusi PSSI, Tagar #SuporterMelawan Trending Topic
Baca juga: Aremania, Bobotoh, Bonek, dan The Jakmania Bertemu di FGD, PSSI: Kita Akan Bersatu Lebih Banyak Lagi
“Kami yakin melalui upaya bersama ini akan menghasilkan komitmen bersama bahwa FIFA, AFC, PSSI dan pemerintah akan memastikan bahwa Indonesia adalah tempat yang nyaman untuk sepak bola. Pusat krisis akan segera ditetapkan untuk satgas bekerja bersama-sama,” jelasnya.
Seperti diketahui, pembentukan Satgas Transformasi Sepak Bola Indonesia dilakukan untuk menemukan rumusan tepat tata kelola sepak bola di Indonesia, mensinkronkan peran dan tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan sepak bola mulai dari PSSI, pemerintah dan kepolisian, serta klub peserta dan penonton.
Satgas transformasi juga memperbaiki manajemen infrastruktur, pengamanan dan penyelamatan, manajemen kerumunan, manajemen penonton, dan edukasi sepakbola.
Baca juga: PSSI Cuma Tunduk ke FIFA, Pemerintah Tak Bisa Intervensi KLB, Apa Langkah Presiden Jokowi ke Gianni?
Posisi Iwan Bule Dilindungi Statuta
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dipastikan tidak akan mundur dari jabatannya meskipun mendapatkan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.
“Kalau yang menyuruh mundur ini voter (pemilik suara di PSSI) maka memenuhi syarat sesuai dengan statuta yang dijalankan. Sampai hari ini voter tidak ada yang mengusulkan mundur,” kata Ahmad Riyadh yang menjadi juru bicara Mochamad Iriawan seusai pemeriksaan di Mapolda Jawa Timur, Kamis (20/10/2022) malam. Jabatan ketua umum Iwan Bule, sapaan akrab Mochamad Iriawan, sepenuhnya dilindungi oleh statuta PSSI.
Hanya internal PSSI yang bisa mendesak pergantian ketua umum.
Dari hasil temuan investigasi, TGIPF menyatakan PSSI telah lalai dalam menyelenggarakan kompetisi yang aman sesuai dengan standar yang ada.
Sehingga, mengakibatkan kondisi yang menyebabkan jatuh korban dalam tragedi Kanjuruhan.
Atas hal tersebut, TGIPF merekomendasikan supaya Mochamad Iriawan dan jajaran Exco PSSI mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas tragedi Kanjuruhan yang sejauh ini sudah menewaskan 134 orang.
Ahmad Riyadh melanjutkan, mundur bukanlah satu-satunya cara untuk bertanggung jawab.
Saat ini, PSSI mengaku tetap bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan tanpa harus mengambil jalan rekomendasi TGIPF.
Salah satu pertanggungjawaban PSSI adalah dengan bersikap kooperatif dan menghormati seluruh proses investigasi tragedi Kanjuruhan yang sedang berjalan.
“Kami tetap harus bertanggung jawab itu pasti. Ada pertanggungjawaban, sudah dilakukan lewat pemeriksaan hari ini,” tutur Ahmad Riyadh, pria yang juga menjabat sebagai Komite Wasit PSSI.
“Ya ini pertanggungjawaban proses hukum, agar dipilah mana yang bertanggung jawab itu,” katanya menambahkan.
Tidak berhenti di situ, PSSI saat ini juga sedang berusaha berbenah dengan melakukan evaluasi besar terhadap sistem kompetisi.
Federasi coba "menebus dosa" dengan berkomitmen membangun kembali kompetisi yang lebih kokoh untuk menghindari tragedi serupa terjadi di masa datang.
“Proses sudah jalan mulai keamanan, nanti ada peraturan polisi yang digodok, yang seimbang, yang cocok dilaksanakan di FIFA, PSSI, dan pemerintah, hal ini kepolisian. Jadi peraturan yang sinkron berlaku di indonesia,” katanya. (Abdul Majid/Tribunnews/Kontributor Bola, Suci Rahayu)